Connect with us

Berita Kaltara

TGUPP Kaltara Sebut ada 14 OPD Biaya Operasionalnya Kecil

Published

on

Dr Bastian Lubis Ketua TGUPP Provinsi Kalimantan Utara.

– Berdampak terhadap Daya Ungkit PAD yang sulit tercapai.

TANJUNG SELOR – Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Provinsi Kalimantan Utara, Dr Bastian Lubis, mengaku bahwa pihak nya tak pernah dilibatkan dalam perumusan anggaran pemerintah (APBD).

“Saya cuma pernah dilibatkan dalam perumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021 – 2026, ” ujar Dr Bastian Lubis ketika diwawancarai media ini, Sabtu, 9/7/2022.

Dimana lanjutnya untuk penyusunan RPJMD tersebut juga dilakukan oleh tim dari Universitas Borneo Tarakan, sementara itu pihaknya dari Universitas Patria Arta (UPA) sifatnya hanya membantu.

Dengan demikian kata dia, otomatis RPJMD tersebut sudah nyambung dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dan semuanya juga terkoneksi dengan rencana strategis (Renstra), kenapa?, karena disana ada 14 visi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Utara yaitu “berubah maju sejahtera” yang dijabarkan kedalam 14 misi “dan ini sudah nyambung nih,” imbuhnya.

Kesemua nya itu masih dalam bentuk konsepsi antara RPJMN, RPJMD ke Renstra “setelah itu saya tidak ikut-ikut lagi, karena penganggaran itu antara Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Dan Badan Anggaran (Banggar) Legislatif, ” tambah Bastian.

Selain itu, Bastian Lubis, mengaku juga pernah berkomentar dimedia bahwa sistem penganggaran yang ada belum maksimal, sayangnya mendapat sanggahan, hanya saja siapa yang menyanggah Bastian tak menyebut secara spesipik.

Dan sipenyanggah beralasan kenapa disebut tak maksimal, karena dalam hal ini Kaltara sudah mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia.

Padahal lanjut dia, WTP dimaksud tak ada kaitan nya dengan penganggaran, tetapi lebih kepada sistem penyusunan secara akuntansi saja.

Dimana apabila sudah dianggarkan dan ada dananya, dibayar bisa ditelusuri maka otomatis akan dapat meraih WTP.

Akan tetapi yang dimaksud dalam penyusunan APBD itu sendiri berdasarkan kinerja atau money follow program bukan money follow funktion.

“Atau dengan istilahnha ada tupoksi nya masing-masing tinggal dikasih uangnya, ” kata Bastian lagi.

Akan tetapi yang benar itu program mu apa, dan ini pernah dikritisi oleh TGUPP, sayangnya respon ada diantaranya yang alergi dengan kritikan tersebut.

Dalam hal ini Bastian Lubis yang mengaku juga sudah duapuluh tahunan berpengalaman dalam penyusunan keuangan dan ahli dalam penyusunan keuangan negara. Ia melihatnya peyusunan yang dilaksanakan tidak berdasarkan tupoksi atah Renstra masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD).

Padahal kalau tidak sesuai dengan Renstra tersebut, tidak akan nyambung ke program RPJMN dimaksud. Artinya kita tidak akan bisa menarik dana pusat kedaerah, karena Provinsi itu sifatnya kepanjangan tangan pusat didaerah tidak memiliki wilayah dan rakyat, yang ada rakyatnya adalah kabupaten kota.

Cara yang baik itu menurut dia, sebelum nya setiap OPD dipanggil ditanyakan program mereka mau apa yang dikerjakan, targetnya apa. Lalu dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak kerja.

“Saya kuatir sekarang yang terjadi akan tejadi sisa lebih penganggaran (Silpa) yang tidak terpakai, kenapa? karena memang tidak optimal.

Terus terang saja kalau kita membongkar daripada APBD, ada 14 OPD yang tidak punya kinerja, lantaran tidak memiliki dana operasional. Contohnya Dinas Tenaga Kerja yang operasionalnya hanya Rp 1,2 dibagi 12 bulan, berarti hanya Rp 100 juta perbulan, disana juga ada beban bayar listrik, air dan alat tulis kantor (ATK), tentu dengan besaran demikian tidak bisa maksimal.

“Saya ngomong ini fakta yang terjadi, bukalah APBD nya. Inilah yang saya khawatirkan tidak memiliki daya ungkit itu, ” tandas Bastian Lubis.

Apa daya ungkit dimaksud ?, adalah bagaimana uang yang 10 Miliar bisa menghasilkan 100 Miliar, bahkan sampai 500 Miliar. Karena setiap provinsi atau kabupaten kota itu berebut bagaimana dana di APBN bisa mengalir kedaerah kita.

Apalagi seperti Provinsi Kalimantan Utara anggaran nya hanya 2,4 Triliun saja. Sementara seperti kabupaten Musi Banyu Asin (Muba) di Sumatera memiliki APBD sebesar 2,8 T.

Kalau menurut dia, potensi yang bisa digali untuk mendongkrak sektor pendapatan asli daerah (PAD) masih bisa dinaik kan. Hanya saja itu bisa dilakukan apabila ada dana-dana yang maksimal digelontorkan kepada tiap-tiap OPD, keperluan nya untuk apa tak lain adalah untuk mendongkrak PAD tersebut.

“Contoh konkretnya pendapatan melalui Corporate Responsybiliti (CSR) Kaltara masih nol sedangkan didaerah lain pendapatan melalui itu hingga ratusan miliar pertahun anggaran, ” ungkapnya.

Untuk Dana Bagi Hasil (DBH) saja provinsi Kalimantan Utara tidak mencapai 5 persen. Dimana para pengusaha besar disini NPWP nya ada dipusat, logikanya kalau NPWP nya dipusat dana bagi hasilnya ada di Jakarta.

Untuk merubah itu regulasinya harus dibuat. “Alhamdulillah sya ditunjuk oleh bapak Gubernur sebagai TGUPP, namun sayang belum bisa menyentuh kesana, ” ujar Bastian Lubis tanpa merinci yang dimaksudkan.

Kenapa tidak bisa menyentuh, karena belum sinergi. Jangan kita selalu berpolitik bahwa ada sesuatu dibelakang ini, boleh saja kalau seandainya dapat anggaran 5 Milar kamu mau buat apa, hasilnya apa, untuk masyarakat nya apa. Sehingga dana yang kecil ini bisa membuat daya ungkit yang luar biasa besarnya dan itu tidak terjadi.

Lebih lanjut dia juga mengkritisi antara RKPD tahun 2023 dengan 2022 yang ia ikuti kenaikan nya tidak sampai 100 miliar. Padahal kalau bisa dinaikkan sampai 1 Triliun, kenapa tidak berani menaikan sebesar itu karena TGUPP tidak diikutsertakan dalam penyusunan.

Dijelaskannya untuk UPA sendiri juga sudah dipindahkan kedaerah lain diluar Kaltara, untuk menghindari sorotan dimana disebut rencana mengkuliahkan gratis untuk putera-puteri kaltara dikatakan menggunakan anggaran APBD, “padahal sebagai TGUPP bagaimana saya bisa mendongkrak APBD terutama Kalimantan Utara, ” imbuhnya.

Apalagi kita punya PAD/tahun hanya 500 Miliar, kalau hanya segitu dikurang 200 M dan 50 Miliar untuk rumah sakit kan masih kurang, tidak sampai 300 Miliar untuk Provinsi, seharusnya kalau bisa PAD kita mencapai 1,2 T / tahun. Dan ini bisa dilakukan karena peluang nya masih besar cuma untuk regulasi kesana kita tak memiliki modal. Kenapa ?, alokasi anggaran nya tidak berpihak kesana atau daya ungkit dimaksud.

Kalau dilihat buku APBD yang memang terbuka untuk umum, dimana pembangunan nya tidak berimbang, jadi angka-angka di APBD itu yang bicara mau kemana. Disinilah muncul salah pengertian bahwa UPA yang mengatur, tidak ada itu, kami tidak ikut-ikutan, dan kalau kami ikut tidak akan seperti inj ” kata Bastian Lubis.

Yang terpenting bagaimana bisa menarik anggaran APBN di pusat ke Kalimantan Utara. Contoh nya Dinas Perikanan pada tahun anggaran 2022 ini DAK nya nol padahal dipusat ada anggaran tersedia sebesar 36 Triliun, dan itu harus direbut kalau tidak diurus ya diambil daerah lain karena kita dianggap tidak butuh.

Makanya seorang yang namanya kepala dinas, atau eselon dua itu harus kreatif punya inovasi besar. Akan tetapi ada catatan yaitu didukung oleh eselon tiga dan empatnya. Karena kalau dipusat seorang kepala dinas itu diibaratkan seorang menteri, eselon tiga nya Dirjen, ini harus menguasai tekhnis, kalau tidak mengerti selesai kepala dinasnya. serta eselon empat ibaratkan Direktur, posisi ini juga harus lebih operasional, nah ini yang kita harus susun.

“Memang bapak Gubernur sudah bagus untuk menyelesaikan semua ini, cuma kalau dilihat dari struktur APBD sama sekali tidak memiliki daya ungkit. *jk.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pemkab Bulungan

Pemkab Bulungan Seriusi Pembangunan Landscape Kayan

Published

on

Bupati Bulungan Provinsi Kalimantan Utara Syarwani S Pd M Si. berkunjung ke Kecamatan Peso beberapa waktu yang lalu.

TANJUNG SELOR – Keseriusan Pemkab Bulungan menjalankan program pembangunan berkelanjutan di wilayah Landscape Kayan, yang membantang dari wilayah Kecamatan Tanjung Palas hingga Kecamatan Peso. Dalam pelaksanaanya melibatkan semua pemangku kepentingan di dalamnya.

Landscape Kayan bukan hanya berbicara potensi kewilayahan di Kecamatan Peso saja. Tapi kita bicara potensi lain yang bisa dikembangkan namun tetap mengutamakan aspek keselarasan dengan alam. Baik secara ekonomi kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, perhutanan sosial, kemitraan, termasuk pengembangan obyek wisata di kawasan ini

Secara regulasi Pemkab Bulungan telah mendapat persetujuan dari Kementerian Kehutanan dan Bulungan merupakan satu satunya di Kalimantan Utara ( Kaltara).

Untuk mensukseskan program Landscapa Kayan butuh dukungan seluruh elemen masyarakat. Termasuk peran kepala desa, dan seluruh pemangku kepentingan yang ada di dalamnya. Karena program ini semata-mata untuk kepentingan masyarakat bukan hanya kepentingan Pemda Bulungan.

Sehingga dibutuhkan kerja besar, dukungan seluruh masyarakat termasuk peran Kepala Desa. * bs/jk/kjs.

Continue Reading

Bulungan

PT PKN Group Sumbang Sejumlah Hewan Qurban Idul Adha 1445 H

Published

on

Kun Prayogi Herlambang S Ikom Eksternal PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN).

TANJUNG SELOR – PT Energi Nusa Mandiri (ENM) PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN) group, kembali menyumbang hewan qurban yang terdiri dari hewan sapi dan kambing, kepada warga yang berhak menerima di delapan belas desa di kabupaten Bulungan.

Penyaluran hewan qurban tersebut dalam rangka menyambut hari raya Idul Adha 1444 H.

Kun Prayogi Herlambang S Ikom, mendampingi Manager Comdev PT PKN, Iwan Suryatno S Hut, Selasa 27/6/2023 kepada media ini mengatakan, untuk tahun ini pihaknya ada menyumbang dua jenis hewan qurban, terdiri dari sapi dan kambing. Yang didistribusikan ke beberapa desa yang ada di Bulungan.

“Terutama kepada warga yang berada di wilayah ring 1 perusahaan, ” kata Yogi sapaan akrabnya.

Menurutnya, dalam pendistribusian tidak melihat sisi formatnya, akan tetapi lebih kepada apa kontribusi yang bisa dilakukan pihak perusahaan. Selain dari PT PKN, ada juga sumbangan dari group perusahaan yang saat ini berkolaborasi dalam kegiatan.

Ia juga menambahkan, untuk sumbangan hewan qurban PT ENM dan PT PKN Group sejak 4 tahun terakhir rutin memberikan sumbangan. Dimana saat ini tidak hanya didesa dampingan akan tetapi sudah merambah desa-desa lain nya.

“Untuk Taniung Selor sendiri kita menyampaikan secara khusus hewan qurban kepada panitia yang melaksanakan nya, ” tutup Kun Prayogi Herlambang. * jk.

Continue Reading

DPRD Bulungan

DPRD Mendukung Program Pemkab Untuk Menjadikan “Bulungan Berdaulat Pangan”

Published

on

Kilat A md Ketua DPRD Bulungan Provinsi Kalimantan Utara.

TANJUNG SELOR – DPRD Bulungan mendukung penuh visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati untuk program “Bulungan Berdaulat pangan”. Agar kesiapan stok pangan daerah selalu tersedia, sekaligus juga untuk mendukung program ketahanan pangan nasional.

Perihal itu disampaikan oleh Ketua DPRD Bulungan, Kilat A Md, kepada media ini diruang kerjanya beberapa waktu yang lalu.

“Intinya kita dari DPRD Bulungan tetap mendorong pemerintah untuk program ketahanan pangan ini, ” ujar Kilat.

Karena bagaimanapun soal stok pangan yang tercukupi merupakan kebutuhan yang tak bisa ditunda, dibutuhkan oleh semua orang.

Kilat menambah kan, untuk menunjang operasional petani, ia mengakui sejak beberapa tahun terakhir Pemkab Bulungan sudah berupaya membangun jalan usaha tani dan program percetakan sawah dibeberapa kecamatan. Hasilnya terlihat sangat memuaskan. Dimana saat ini produksi padi dan jenis pertanian lain nya terus meningkat dari waktu ke waktu.

Hanya saja untuk kelangsungan pertanian, pengkaderan terhadap petani remaja sejak sekarang sudah harus dimulai. Supaya kelak petani kita selalu ada dan alih generasinya tetap terjaga.

“Untuk menyiapkan petani remaja atau petani muda ini memang merupakan tugas yang berat, tapi bila kita sungguh-sungguh melakukan pembinaan semuanya bisa berjalan dengan baik, ” kata Kilat.

Dalam hal ini peran orang tua juga sangat diharapkan. Bagaimana meyakinkan anak-anak nya bahwa sektor pertanian tidak kalah menjanjikan bila diusahakan dengan sungguh-sungguh. * jk/kjs.

Continue Reading

Trending