Connect with us

Berita Bulungan

Tanaman Kakao Primadona Petani di Bulungan

Published

on

Pelatihan sambung sisip entres kakao kepetani oleh pendamping tehnis dari PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN).

TANJUNG SELOR – Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, dalam tempo 2 atau 3 tahun kedepan dipastikan jadi sentra produksi biji kakao atau dalam bahasa latin nya disebut Theobroma cacao.

Karena animo para petani untuk membudidayakan tanaman ini juga cukup tinggi, khususnya petani di Desa Antutan, Kecamatan Tanjung Palas.

Menurut informasi yang dihimpun media ini, Jumat, 5/11/2021 menyebutkan, saat ini saja luasan lahan yang sudah tertanam dan berproduksi sekitar 5 H, dan akan menyusul tanaman baru diluasan 20 H.

Luasan itu akan terus berproses, diperkirakan bisa mencapai ratusan hekta.  lantaran hampir semua warga Desa Antutan saat ini tengah mengelola lahan di Laliw untuk bercocok tanam kakao tersebut.

Tidak tangung-tanggung, apalagi beberapa tahun silam sudah ada warga disana mengupayakan bibit kakao unggul jenis MCC 01 dan MCC 02 dari Sulawesi Selatan. Dan saat ini entres nya sudah bisa dimanfaat kan, baik untuk sambung pucuk maupun sambung sisip.

“Bibit induk nya sengaja saya bawa dari Sulawesi Selatan, ” kata Arifin, salah satu warga desa Antutan, ketika bertemu media ini siang kemarin.

Sambil menenteng entres bibit kakao MCC 02, ia menjelaskan bahwa bentuk jenis ini kulit buahnya sedikit bercampur warna merah.

“Kalau MCC 01 warna kulit buah nya berwarna hijau dan ditempat asal nya disebut juga kakao 45, karena jumlah bijinya dalam satu buah sebanyak 45 butir, ” cerita Arifin.

Selain itu, ternyata untuk desa Antutan sendiri, tidak hanya fokus terhadap tanaman coklat. Saat ini mereka juga tengah mengembangkan tanaman jagung khusus pakan ternak.

“Sekarang ini sebagian warga saya juga mulai  mengembangkan tanaman jagung, ” kata Aminuddin Kepala Desa Antutan.

Insha Allah lanjut dia, luasan tanaman jagung ini juga terus dikembangkan. Lantaran banyak petani setempat yang berminat, apalagi dengan usia panen jagung yang cukup singkat, hanya memakan waktu tiga bulanan dari sejak penanaman.

“Harapan kita nantinya hasil panen jagung ini ada pembeli yang siap menampung. Agar petani disini kian semangat untuk memperluas areal tanamnya, ” kata Kades Aminuddin. *

Reporter : Sahri.

DPRD Bulungan

Pusat Pemerintahan Kabupaten Bulungan Harus Segera Kembali Dari Tanjung Selor ke Tanjung Palas

Published

on

H Hamka S IP, MH. Wakil Ketua DPRD Bulungan.

TANJUNG PALAS – Pengembalian pusat pemerintahan kabupaten Bulungan, ke Tanjung Palas sudah menjadi suatu keharusan serta kewajiban pemerintah untuk segera melaksanakan secepatnya. Mengingat awal terbentuknya Kabuapten Bulungan Tanjung Palas lah sebagai ibukotanya.

Perihal itu disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Bulungan H Hamka S IP, MH, kepada media ini melalui pesan WhatsApp nya kemedia ini, Minggu 5/5/2024.

“Pengembalian pusat pemerintahan kabupaten Bulungan ke Tanjung Palas, harus segera dibahas kembali oleh pemerintah bersama DPRD agar secepatnya bisa dilaksanakan, ” tegas Hamka.

Minimal untuk keseriusan mengembalikan pusat pemerintahan itu beberapa kantor OPD sudah harus mulai berkantor di Tanjung Palas, “tidak ada alasan tak ada tempat, karena ada beberapa bangunan pemerintah yang bisa digunakan, ” imbuhnya.

Bila.perlu beberapa bangunan masyarakat yang layak bisa disewa sementara. Sebelum kantor permanen bisa terbangun.

Menurutnya, wajar bila pusat pemerintahan kembali ke Tanjung Palas, seperti awal terbentuk nya kabupaten Bulungan, kendali pemerintahan dilakukan di Tanjung Palas tersebut.

Apalagi pindah nya ke Tanjung Selor kala itu,.juga secara tiba-tiba saja. Tanpa meminta persetujuan masyarakat, jadi wajar.bila.saat ini pusat pemerintahan kabupaten Bulungan kembali sebagaimana awal berdirinya. * jk/kjs.

Continue Reading

Pemkab Bulungan

Olahraga Tradisional Tingkat SD dan SMP Sederajat Secara Resmi di Buka Bupati Syarwani

Published

on

Bupati Bulungan Syarwani S Pd M Si.

TANJUNG SELOR – Secara resmi Bupati Bulungan, Syarwani, S.Pd, M.Si membuka Kompetisi Permainan Rakyat Olahraga Tradisional tingkat SD dan SMP sederajat di SMPN 2 Tanjung Selor, Selasa (30/2).

Kompetisi yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) berupa Lomba Egrang dan Hadang untuk tingkat SMP sederajat dan Lomba Menyumpit untuk tingkat SD dan SMP sederajat, mengisi Pekan Kebudayaan Daerah Kabupaten Bulungan 2024.

Kegiatan tersebut diikuti para murid dan pelajar dari 9 kecamatan. Bupati menyampaikan terima kasih dan apresiasi dan berharap kegiatan selain untuk mempertahankan serta melestarikan permainan rakyat dan olahraga tradisional juga sebagai tempat mempererat silahturahmi di antar sekolah di Kabupaten Bulungan. * bs/jk/kjs.

Continue Reading

DPRD Bulungan

DPRD Bulungan Minta Pemkab Mendorong Petani Milenial Garap Lahan

Published

on

Kilat A Md Ketua DPRD Bulungan.

TANJUNG SELOR – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bulungan, Kilat A.Md mengatakan, jumlah petani milenial yang ada di Bulungan perlu distimulus agar mengalami peningkatan.

Kehadiran petani milenial dinilai penting untuk menjaga regenerasi mulai sekarang. Terlebih untuk Bulungan yang masih mengalami defisit sejumlah komoditas pangan lokal, terutama beras.

“Kami dari legislatif sangat mendukung ada program yang mampu meningkatkan jumlah petani milenial di Bulungan, kehadiran mereka sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan secara berkelanjutan,” kata Kilat (27/4).

Secara teknis, pemerintah daerah diminta untuk menjalin kerjasama dengan satuan pendidikan dan perguruan tinggi yang membuka program studi tentang pertanian. Pemerintah perlu menjembatani lulusan agar bisa dan mau menerapkan ilmunya ketika lulus.

“Di Bulungan sudah dibuka jurusan jurusan pertanian, baik itu di SMK atau perguruan tinggi, artinya Bulungan sudah punya calon sumber daya manusia, tinggal bagaimana memastikan mereka memiliki kompetensi dan mau berkutat di sektor itu ketika lulus,” paparnya.

Kilat memahami bahwa ada perbedaan kewenangan antara pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi. Ranah pendidikan jenjang SMK dan perguruan tinggi melekat di pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

“Tinggal bagaimana berusaha mengkoordinasikannya, sehingga di level provinsi dan pusat juga mau turun membantu,” jelasnya.

Pada saat yang bersamaan, Kilat berharap ada semacam pemahaman yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa tentang nilai ekonomis sektor pertanian. Dengan begitu, ada rasa ketertarikan yang tinggi dan tidak lagi melirik lapangan pekerjaan yang non linear.

“Anak anak kita di SMK atau di kampus harus dikasih pemahaman tersebut, bahwa dengan bertani itu profit nya juga bagus. Setelah itu, OPD terkait juga harus mengawal stabilitas harga dan jaminan pendistribusiannya ke pasaran,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, petani milenial didefinisikan berusia 19–39 tahun, atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital. Teknologi digital mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern, penggunaan internet, telepon pintar, teknologi informasi, penggunaan drone, atau penggunaan kecerdasan buatan.

Total petani milenial di Kabupaten Bulungan sebanyak 3.460 orang pada tahun 2023. Data petani milenial dapat menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian, serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang diharapkan dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan. (* adv/jk/kjs).

Continue Reading

Trending