Connect with us

Sorot Peristiwa

Tenang, Sudah Tidak Bisa Mutasi Lagi

Published

on

Wali Kota Rahmad Mas’ud saat memutasi pejabat Pemkot Balikpapan.

Catatan Rizal Effendi

PARA pejabat Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemprov Kaltim, Pemkab Penajam Paser Utara (PPU), dan Pemkot Balikpapan serta kabupaten/kota lainnya sudah bisa tenang. “Hantu” mutasi tak bisa menghantui lagi. Sebab, terhitung 22 Maret 2024 lalu, semua kepala daerah termasuk para penjabat (Pj) tidak boleh lagi melakukan mutasi atau penggantian pejabat.

Kenapa tak bisa lagi melakukan mutasi? Mendagri telah mengeluarkan surat edaran nomor 100.2.1.3/1575/SJ tanggal 29 Maret 2024 tentang Kewenangan Kepala Daerah yang Melaksanakan Pilkada dalam Aspek Kepegawaian. Surat tersebut ditujukan kepada gubernur, wali kota dan bupati seluruh Indonesia.

Dalam surat Mendagri itu disebutkan bahwa penetapan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah Pilkada Serentak sudah ditetapkan pada 22 September 2024. Hal ini merujuk pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 2 Tahun 2024.

Dengan begitu, 6 bulan sebelum tanggal penetapan calon terhitung adalah tanggal 22 Maret 2024. Berpedoman pada ketentuan tersebut, maka mulai tanggal tersebut (22 Maret 2024) sampai dengan akhir masa jabatan kepala daerah, dilarang melakukan penggantian pejabat, kecuali mendapat izin tertulis dari Mendagri.

PKPU Nomor 2 ini merujuk pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 pada pasal 71 Ayat 2 yang berbunyi: Gubernur atau wakil gubernur, bupati atau wakil bupati, dan wali kota atau wakil wali kota dilarang melakukan penggantian pejabat 6 (enam) bulan sebelum tanggal penetapan pasangan calon sampai dengan akhir masa jabatan kecuali mendapat persetujuan tertulis dari Menteri.

Berdasarkan SE Mendagri tersebut, sanksi kepada kepala daerah yang melanggar yakni pembatalan sebagai calon oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota apabila dia merupakan calon petahana. Bagi yang bukan petahana akan dikenai sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berkaitan dengan penggantian pejabat yang mendapat izin tertulis dari Mendagri adalah dalam kasus jika pejabatnya meninggal dunia sehingga terjadi kekosongan, karena pejabatnya melakukan perbuatan pidana sehingga ditangkap dan ditahan atau jabatan kosong karena pejabatnya memasuki masa pensiun.

Untuk mengisi kekosongan jabatan dapat diangkat Pelaksana Tugas (Plt) dengan memedomani Surat Edaran Kepala Badan Kepegawaian Negara (BAKN) Nomor 1/SE/I/2021 tentang Kewenangan Pelaksana Harian dan Pelaksana Tugas Dalam Aspek Kepegawaian, dan penetapannya tidak melalui persetujuan Menteri Dalam Negeri.
Untuk penggantian pejabat dengan persetujuan Mendagri terdiri dari pejabat struktural meliputi Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) Madya (setara eselon I), PPT Pratama (setara dengan jabatan struktural eselon II), Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas. Termasuk juga Pejabat Fungsional yang diberikan tugas tambahan memimpin satuan/unit kerja kepala puskesmas dan kepala sekolah.

Kepala daerah terpilih dalam Pilkada Serentak juga tidak bisa otomatis melakukan penggantian pejabat ASN setelah dia dilantik. Dalam Surat Edaran Mendagri juga ditegaskan setelah pelantikan kepala daerah hasil Pilkada Serentak, maka pelaksanaan penggantian pejabat berpedoman pada Pasal 162 ayat (3) UU No 10 Tahun 2016, yang menegaskan penggantian pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal pelantikan dan harus mendapat persetujuan tertulis dari Menteri.

TIMBULKAN KEGADUHAN

Menyusul keluarnya SE Mendagri, proses mutasi di beberapa daerah terhenti dan tertunda. Misalnya di Pemkot Makassar, Wali Kota Danny Pomanto terpaksa menunda pelantikan 7 PPT Pratama hasil seleksi lelang jabatan yang sudah dilakukannya.

“Pelantikan sedianya dijadwalkan pada Senin (1/4) lalu, tapi karena ada SE Mendagri itu, maka terpaksa kita tunda sambil menunggu surat persetujuan Mendagri,” kata Danny kepada awak media.

Berkaitan dengan penggantian pejabat ini, banyak pihak yang menyorot kasus di Pemprov Kaltim, Pemkab PPU dan Pemkot Balikpapan. Karena belakangan penggantian pejabat di tempat tersebut menimbulkan kegaduhan.
Gara-gara rotasi yang dilakukan Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik terhadap 8 kepala dinas, Akmal dilaporkan Forum Silaturahmi Tokoh Masyarakat Kaltim (FSTMK) ke Presiden Jokowi karena dianggap meresahkan. Bahkan FSTMK meminta Presiden agar menarik Akmal kembali ke jabatan sebelumnya sebagai dirjen Otonomi Daerah Kemendagri.

Sebelumnya anggota DPD RI dapil Kaltim, Nanang Sulaiman mengingatkan Akmal agar tidak melakukan mutasi. Tapi Akmal dengan alasan sudah mendapat izin dari Mendagri, BKN dan KASN, pada 21 Maret tetap melakukan rotasi terhadap 8 kepala dinas. Sehari sebelum berlakunya larangan penggantian pejabat karena Pilkada Serentak.
Apakah Akmal masih punya peluang melakukan mutasi? Sepertinya masih ada satu, yaitu pada jabatan kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang saat ini masih kosong dan dirangkap oleh salah satu asisten.

Mekanisme pengisiannya tentu melalui lelang jabatan. Setelah itu sampai berakhir masa jabatan Pj tidak bisa lagi dilakukan penggantian pejabat.

Gaduh juga terjadi di PPU. Sebanyak 13 kepala sekolah (kepsek) yang didemosi (diturunkan jadi guru biasa) oleh Pj Bupati Makmur Marbun menimbulkan reaksi keras. Para kepsek itu tidak bisa menerima. Selain melakukan gugatan melalui PTUN, mereka juga melapor kepada Mendagri. Alasannya karena kinerja mereka cukup baik dan tidak pernah mendapat sanksi jabatan.

Mutasi terakhir dilakukan Marbun pada 23 Februari lalu. Ada 20 pejabat eselon II terlibat pergeseran. “Saya butuh pejabat yang bisa mem-back up dan membantu saya dalam mengatasi berbagai persoalan pembangunan di daerah ini,” katanya beralasan.

Wakil Ketua DPRD PPU Raup Muin bereaksi. “Kami melihat beberapa pergeseran yang terjadi terlalu dini, ada yang belum sampai 6 bulan. Hal itu mengindikasikan adanya ketidaksesuaian antara evaluasi kinerja dan keputusan mutasi,” tandasnya.

Sebelumnya awal Januari, Marbun juga melakukan mutasi terhadap 109 pejabat administrator (eselon III) dan pejabat pengawas (eselon IV). Mutasi berlangsung tegang karena banyak yang menolak. Terpaksa pengamanan diperketat, sampai melibatkan aparat Polres PPU dan Kodim 0913/PPU.

Padahal mutasi dihadiri Pj Gubernur Akmal Malik.
Yang lebih gaduh lagi mutasi yang terjadi di Pemkot Balikpapan. Ada yang baru sehari digeser lagi. Ada yang belum mendapat izin sudah dilantik dan terpaksa dikembalikan lagi. Ada Plt sampai setahun lebih. Ada yang tadinya untuk pejabat karier diganti dari swasta. Nepotisme keluarga, daerah dan politik sangat kental. Waktu pelantikan juga dadakan, sehingga banyak pejabat selalu bawa baju Korpri tiap hari untuk mengantisipasi.
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) sampai memberikan perhatian khusus soal mutasi di Pemkot Balikpapan. Mereka mengirim surat kepada Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

“Ada pelanggaran mutasi di Pemkot Balikpapan. Prosesnya carut marut,” kata Sekjen MAKI Komaryono seperti diberitakan kantor berita RMOLJATIM.

Mutasi terakhir dilakukan Wali Kota Rahmad Mas’ud (RM) pada 18 Maret lalu. Ada 5 PPT Pratama digeser. Masih menyisakan kekosongan di jabatan kepala Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kota (DPPR) serta Diskominfo. Ini masih mungkin diisi RM lewat lelang jabatan, setelah itu tutup buku sampai wali kota baru dilantik.

Pelantikan kepala daerah baru kemungkinan dilakukan serentak awal 2025.
Bukan urusan mutasi saja yang gaduh di Pemkot Balikpapan, juga pengisian jabatan wakil wali Kota, yang hampir tiga tahun tidak terisi sejak wawali terpilih Thohari Aziz meninggal dunia sebelum dilantik. Itu sudah!!!(*)

Sorot Peristiwa

Perajin Kawat Harmonika dari Pekapuran Banjarmasin

Published

on

By

Dengan bantuan alat sederhana Suri mampu menganyam kawat 25 kg perhari.

BANJARMASIN – Pilihan favorit untuk bahan membuat pagar keliling, atau untuk mengecor di atas lantai kayu, ataupun tembok agar kuat dan gampang pemasangannya, kawat harmonika pilihannya.

Kawat harmonika adakah kawat yang dirangkaia seperti bentuk anyaman sifatnya yang elastis juga kuat serta proses pemasangan yang mudah dan tidak ribet.

Selama ini mungkin belum banyak tahu bahwa di Banjarmasin ternyata banyak perajin kawat harmonika. Salah satunya adalah Suri warga jalan Lingkar Dalam Selatan Gang Al Madani RT. 29 kelurahan Pekapuran Raya kecamatan Banjarmasin Timur.

Suri yang sudah menjalani profesi sebagai perajin kawat harmonika sejak 15 tahun lalu tidak pernah sepi dari pesanan. Selain langsung melayani pesanan juga mensuplai toko-toko bangunan yang ada di Banjarmasin.

Dalam satu hari, Suri mampu memproduksi kawat harmonika sebanyak 25 kg. “Satu hari paling mampu menganyam 25 kg bahan kawat menjadi kawat harmonika,” jelas Suri yang ditemui jurnalborneo.com di kediamannya, Sabtu (24/08/2024).

Suri sehari-hari memproduksi kawat harmonika cukup di depan rumahnya dengan bantuan alat penganyam yang sederhana mampu mensuplai pesanan hingga Tanah Laut.

“Macam-macam orang pesan, ada yang pesan minta kerapatan 5 cm. Jika kerapatan 5 cm satu rollnya dapat 25 gulung dengan lebar 90 cm x panjang 3 meter,” jelasnya.

Kalau ukuran kerapatan 9 cm, lanjut Suri, bisa dapat 44 gulung, dengan harga jual per gulung Rp 25.000 untuk kerapatan 5 cm, dan harga Rp15.000 untuk kerapatan 9 cm.

“Jika untuk pagar tergantung pesanan orang, dengan kawat nomor 12 diameter 3,4 mm, harga permeternya Rp44.000. ini harga di sini, kalau harga di toko bangunan pasti lain,” tambahnya.

Kawat harmonika biasanya diproduksi dari rangkaian kawat dengan ukuran diameter 1.5 mm sampai 4 mm yang selanjutnya dirangkai atau dianyam hingga terbentuk lubang-luang belah ketupat seperti jaring laba-laba.
“Biasanya kawat harmonika digunakan untuk pagar lapangan, pabrik, halaman, kebun, tapi kalau di Kalimantan Selatan biasnya untuk penguatan cor-coran di lantai yang terbuat dari kayu,” jelasnya.

Suri juga kerap menerima pesanan kawat harmonika untuk pengikat batu bronjong dengan besaran kawat sesuai permintaan.(jb/mn/jk)

Continue Reading

Sorot Peristiwa

Kain Sasirangan Terpanjang di Dunia 5,7 Km

Published

on

By

Bentangan kain Sasirangan terpanjang di dunia.

— Berhasil dicatatkan Rekor Muri masyarakat Banjar

BANJARBARU – Masyarakat bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) berhasil mencatatkan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) bentangan terpanjang kain khas Banjar sasirangan terpanjang di dunia sepanjang 5,7 kilometer (km). Pencatatan rekor Muri ini menandai dibukanya even Meratus Geopark Great Culture Carnival, di kawasan Perkantoran Gubernur Kalsel di Banjarbaru, 20-21 Agustus 2024.

Bentangan kain Sasirangan yang berhasil dicatatkan sebagai rekor terpanjang di dunia sepanjang 5,7 km dengan formasi Kelayang Dandang. Sebanyak 6.000 orang berasal dari pelajar, mahasiswa dan masyarakat ikut terlibat dalam pencatatan rekor Muri ini.

Pembukaan Meratus Geopark Great Culture Carnival ditandai dengan pawai sasirangan dan persembahan tarian tradisional Sinoman Hadrah dan tarian suku dayak Mandau Telabang. “Ini merupakan bentuk kecintaan kita pada budaya, kekayaan alam geopark serta upaya pelestariannya,” ungkap Ketua Dekranasda Kalsel, Raudhatul Jannah sekaligus membuka secara resmi Meratus Geopark Great Culture Carnival, di depan kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru, Selasa (20/8/2024).

Even yang digelar sebagai bagian memeriahkan Hari Jadi Provinsi Kalsel ke-74 dan Porwanas ke-XIV di Banjarmasin Kalsel ini juga dimeriahkan beragam even dan lomba. Antara lain kirab karnaval, sajian tarian dan kesenian daerah, UMKM Ekspo, dan pameran biodiversity. Juga hiburan artis Ibu Kota Padi Reborn.

Motif batik Sasirangan, merupakan kain khas suku Banjar sebagai salah satu bentuk kekayaan intelektual yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan. Berbeda dengan batik, sasirangan memiliki keunikan tersendiri karena dibuat melalui proses pewarnaan dengan metode jelujur (manyirang) menggunakan tali atau benang.

Sasirangan sudah ada sejak jaman kerajaan sekitar abad ke-7 yang dulu lebih dikenal dengan sebutan kain Lagundi. Kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk pengobatan (batatamba) serta mengusir dan melindungi dari gangguan roh jahat.

Namun, seiring perkembangan jaman kain sasirangan kini menyebar luas menjadi bahan pakaian semua orang, termasuk dipromosikan ke mancanegara dalam bentuk pakaian, kain helai, asesori, serta keperluan sehari-hari. Sasirangan juga memiliki banyak motif dan beberapa yang familiar antara lain sarigading, ombak sinapur karang, kambang kacang, naga balimbur, gigi haruan, jajumputan serta kambang tampuk manggis.

KAIN TURUN TEMURUN

Kain Sasirangan merupakan kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan yang diwariskan secara turun temurun sejak abad XII, saat Lambung Mangkurat menjadi Patih Negara Dipa. Cerita yang berkembang di masyarakat Kalimantan Selatan adalah bahwa kain Sasirangan pertama kali dibuat oleh Patih Lambung Mangkurat setelah bertapa 40 hari 40 malam di atas rakit Balarut Banyu.

Konon menjelang akhir tapanya, rakitnya tiba di daerah Rantau kota Bagantung. Di tempat ini, ia mendengar suara perempuan yang keluar dari segumpal buih. Perempuan itu adalah Putri Junjung Buih, yang kelak menjadi Raja di daerah ini. Sang Putri hanya akan menampakkan wujudnya jika permintaannya dikabulkan, yaitu sebuah istana Batung dan selembar kain yang ditenun dan dicalap (diwarnai) oleh 40 putri dengan motif wadi/padiwaringin. Kedua permintaan itu harus selesai dalam waktu satu hari. Kain yang dicalap itu kemudian dikenal sebagai kain sasirangan yang pertama kali dibuat.

Kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk pengobatan (batatamba), khususnya untuk mengusir roh-roh jahat dan melindungi diri dari gangguan makhluk halus. Agar bisa digunakan sebagai alat pengusir roh jahat atau pelindung badan, kain sasirangan biasanya dibuat berdasarkan pesanan (pamintaan).

Di awal-awal kemunculannya, kain sasirangan mempunyai bentuk dan fungsi yang cukup sederhana, seperti ikat kepala (laung), sabuk dan tapih bumin (kain sarung) untuk lelaki, selendang, kerudung, udat (kemben), dan kekamban (kerudung) untuk perempuan.
Seturut perkembangannya, kain ini juga digunakan sebagai pakaian adat yang dipakai oleh kalangan rakyat biasa ataupun keturunan bangsawan saat mengikuti upacara-upacara adat. Namun perkembangan zaman juga yang mengubah fungsi kain sasirangan dalam masyarakat Kalimantan Selatan. Nilai-nilai sakral yang terkandung di dalamnya seolah-olah ikut memudar tergerus arus globalisasi mode. Globalisasi menjadikan kain ini tidak hanya mengalami proses desakralisasi sehingga kemudian berubah menjadi pakaian sehari-hari, tetapi juga semakin dilupakan.
Padahal bisa dikatakan kalau kain sasirangan merupakan salah satu bentuk perwujudan dari pengetahuan lokal masyarakat Kalimantan Selatan. Dengan mengenal sejarah kain sasirangan, kita bisa mengetahui beraneka macam nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat setempat. Seperti nilai tentang keyakinan, budaya, dan ekonomi.
Seperti kain pada umumnya, kain sasirangan memiliki banyak motif, diantaranya: sarigading, ombak sinapur karang (ombak menerjang batu karang), hiris pudak (irisan daun pudak), bayam raja (daun bayam), kambang kacang (bunga kacang panjang), naga balimbur (ular naga), daun jeruju (daun tanaman jeruju), bintang bahambur (bintang bertaburan di langit), kulat karikit (jamur kecil), gigi haruan (gigi ikan gabus), turun dayang (garis-garis), kangkung kaombakan (daun kangkung), jajumputan (jumputan), kambang tampuk manggis (bunga buah manggis), dara manginang (remaja makan daun sirih), putri manangis (putri menangis), kambang cengkeh (bunga cengkeh), awan beriring (awan sedang diterpa angin), benawati (warna pelangi), bintang bahambur (bintang bertaburan di langit), turun dayang (garis-garis), dan sisik tanggiling.

Kain sasirangan banyak tersedia di berbagai toko oleh-oleh yang ada di Kalimantan Selatan. Harganya ditentukan berdasar jenis kain dan motifnya. Semakin rumit motifnya maka semakin mahal juga harganya.(jb/mn/jk)

Continue Reading

Sorot Peristiwa

Tinta Emas Kemerdekaan di IKN

Published

on

By

Livenia Evelyn Kurniawan, pembawa baki bendera dari Kaltim.

Catatan Rizal Effendi

SEJARAH itu akhirnya tercatat dengan tinta emas. Upacara Peringatan Ke-79 Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia berlangsung lancar dan khidmat di Halaman Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Sabtu (17/8) kemarin.

Upacara dimulai sejak pukul 11.00 Waktu Indonesia Tengah (WIT) dan berakhir pukul 12.00. Mendung yang menggelayut di atas udara IKN justru membuat suasana di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN semakin sejuk.

Jutaan rakyat Indonesia menyaksikan peristiwa ini, yang disiarkan langsung oleh TV nasional. Maklum ini kejadian pertama kali di ibu kota yang baru. Ibu Kota Nusantara. Tak pernah terbayangkan acara ini bisa terlaksana. Luar biasa. Sangat menakjubkan dan juga mengharukan.

Presiden Joko Widodo yang menjadi inspektur upacara tampil dengan mengenakan busana kustin dari Kesultanan Kutai Kartanegara. Dia didampingi Ibu Negara Hj Iriana Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang juga presiden terpilih. Prabowo mengenakan baju beskap hitam dari Jawa Timur.

Tampak juga sejumlah menteri lainnya hadir termasuk Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto bersama tiga kepala staf. Semua bersama istri.

Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin didampingi wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka memimpin upacara di Istana Jakarta. Tapi tidak ada pengibaran bendera di sana. Mereka hanya menyaksikan pengibaran bendera yang berlangsung di IKN melalui videotron.

Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang diundang mengikuti upacara di IKN tidak hadir. Mega mengikuti upacara 17-an di Sekolah Partai, Lenteng Agung Jakarta. Sedang SBY menggelar upacara di kampung halamannya, Pacitan, Jawa Timur.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang juga Plt Ketua Otorita IKN pasti diliputi suasana was was. Soalnya dia adalah orang yang paling bertanggungjawab di lokasi IKN. Dia mengenakan pakaian rompi dan kopiah berbalut manik dari Suku Dayak bersama istri.

Para pimpinan lembaga tinggi negara yang hadir di antaranya Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Istri LaNyalla, Enny LaNyalla terpilih sebagai salah satu undangan berbusana Nusantara terbaik dan mendapat hadiah sepeda dari Presiden Jokowi.

Sebelum acara puncak, ada kirab duplikat Bendera Pusaka dan salinan teks proklamasi. Kedua benda bersejarah itu diberangkatkan dari Jakarta pada Sabtu (10/8) lalu melalui arak-arakan yang meriah. Lalu diterbangkan ke Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan.

Upacara Detik-Detik Proklamasi berlangsung tepat pukul 11.00 WIT diawali dengan bunyi sirena dan dentuman meriam 17 kali. Lalu pembacaan Teks Proklamasi oleh Ketua DPR Puan Maharani. Dilanjutkan pembacaan doa oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Seribu warga Kaltim pilihan dari berbagai paguyuban bersama tokoh adat dan tokoh masyarakat lainnya yang mendapat undangan berdebar-debar begitu 76 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) mulai bergerak ke lapangan menjalankan tugasnya. Gagah dan cantik sekali.

Sebanyak 18 di antaranya yang tadinya melepas jilbab dalam acara pengukuhan sudah memakai jilbab kembali. Sayangnya saya tidak sempat bertemu Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi yang menjadi sorotan. Saya malah sempat duduk di samping mantan Gubernur Jabar, Riduan Kamil.

Ada dua siswa Kaltim yang mendapat kehormatan menjadi anggota Paskibraka. Mereka adalah Sunnu Wahyudi, siswa SMK Negeri 2 Sangatta Utara, Kutai Timur dan Livenia Evelyn Kurniawan, siswi SMA Katolik St Fransiskus Assisi Samarinda.

Sesuai harapan kita, Evelyn mendapat kehormatan membawa baki bendera. Dia menjalankan tugasnya dengan sempurna. Senyumnya terus menggelayut. Tepuk tangan membahana ketika Paskibraka meninggalkan lapangan setelah sukses mengibarkan bendera Merah Putih dengan lancar.

Sebagai komandan upacara adalah Kol Inf Nur Wayudi, Komandan Satgultor 81 Kopassus. Sedang bertindak sebagai perwira upacara adalah Brigjen TNI Bayu Permana, Kepala Staf Kodam VI/Mulawarman.

Sebelum meninggalkan tempat upacara, Presiden Jokowi sempat menyaksikan penayangan video “Pengibaran Bendera dari TNI AD, TNI AL dan Polri.” Kemudian dilanjutkan demo udara flypass pesawat tempur TNI AU.

Di tempat yang sama sore hari dilakukan upacara penurunan bendera. Biasanya Wapres yang menjadi Irup. Tapi karena Kiai Ma’ruf Amin berada di Jakarta, maka Presiden Jokowi kembali bertindak sebagai irup penurunan bendera. Dia dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengenakan baju adat Banjar, Kalsel.

Hujan lebat sempat mengguyur IKN seusai acara penaikan bendera. Tapi kemudian reda menjelang sore hari. Sepertinya rekayasa cuaca di sekitar IKN berhasil dilakukan petugas.

CUCU SAYA MAU IKUT

Saya bersyukur bisa hadir di acara sangat khidmat dan dahsyat itu. Undangan saya difasilitasi oleh Deputi Bidang Sosial, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN Alimuddin, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber daya Alam Myrna Asnawati Safitri dan Sekdaprov Sri Wahyuni. Jumat (16/8) pagi staf Kesbangpol Pemkot Balikpapan mengantarkan undangan tersebut ke kediaman saya di Balikpapan Regency.

Undangan itu saya posting di WA keluarga. Cucu saya Jennamira yang tinggal di Sentul Bogor kirim pesan voice. “Kai, Prabowo hadir ngga. Kalau ada Jenna mau ikut,” katanya dengan suara centil. Sejak Pilpres, cucu saya yang masih baru berusia 4,5 tahun itu sangat mengidolakan Prabowo.

Soal undangan ini jadi ramai menyusul pernyataan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Adji Muhammad Arifin mengaku tak mendapat undangan. Meski dia tak mempersoalkan, tapi banyak yang berkomentar. Ada yang bilang aneh. Bajunya dipakai kok Sultannya tidak.

Ada klarifikasi dari Sekretaris Kesbangpol Kukar, Sutrisno kepada Tribun.com. Dia bilang sampai batas waktu ditentukan tak ada nama yang dikirim dari Kesultanan. Sedang Kepala Biro Adpim Setdaprov Kaltim Hj Syarifah Alawiah menjelaskan, undangan sudah diterima oleh pihak keluarga Sultan.

Saya bergabung dengan undangan lainnya di Polresta Samarinda pukul 06.00 pagi, kemudian naik bus menuju IKN di Sepaku, Penajam Paser Utara. Itu bus yang didatangkan dari Solo, Jawa Tengah. Sopirnya Pak Gunawan juga dari Solo. “Saya baru pertama kali ke Kaltim, IKN-nya keren banget,” kata ayah 2 anak ini.

Undangan dari Samarinda lebih pagi lagi berkumpul di halaman Masjid Islamic Center. Mereka diminta datang pukul 04.00 dinihari. “Wah bakalan subuhan di dalam bus,” kata Dr Meiliana, mantan Plt Sekdaprov Kaltim.

Ketika duduk di kursi undangan hanya berjarak 10 meter dari Presiden Jokowi, saya bertemu sejumlah pejabat dan tokoh dari Kaltim. Ada Kajati Kaltim Iman Wijaya bersama istri, Ny Nia Iman. Ketua MUI Kaltim KH Muhammad Rasyid, Ketua PWNU Kaltim Fauzi Bahtar, Rektor Unmul Prof Abdunnur, Rektor Untag Dr Marjoni Rachman, mantan Plt Sedaprov Dr Meiliana, Ketua Kadin Kaltim Dayang Donna Faroek, Ketua Kadin Balikpapan Yaser Arafat dan Ketua HIPMI Balikpapan Adam Dustin Bhakti.

Adam yang juga CEO Lexa Event Organizer (LEO) punya prestasi bagus. Dia salah satu perusahaan EO yang mendapat kepercayaan dalam persiapan penyelenggaraan acara peringatan kemerdekaan di IKN.

Datang ke IKN, saya mengenakan busana taqwo Balikpapan. Busana ini sudah tiga tahun tidak pernah saya pakai. Rasanya terakhir saya pakai pada peringatan HUT Ke-124 Kota Balikpapan, 10 Februari 2021 di tahun terakhir masa jabatan saya sebagai wali kota.

Untuk pertama kali juga saya dan undangan lainnya melintasi jalan tol IKN dari Kariangau. Itu tol segmen 3B KKT Kariangau-Simpang Tempadung sepanjang 7,3 km. Lalu lanjut ke tol segmen 5A Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang sepanjang 6,7 km. Jalan tolnya memang mulus tidak seperti jalan tol Balsam (Balikpapan-Samarinda) yang bergelombang.

Ribuan pohon yang ditanam sepanjang jalan tol belum terlihat rimbun. Sebagian masih setinggi 2 sampai 3 meter. Tapi tanaman kacang babi atau kara benguk sudah menjalar rimbun di atas geomat hijau. Geomat adalah material geosintetik yang bermanfaat untuk konservasi tanah, mengendalikan erosi dan melindungi lereng perbukitan.

Perjalanan melintasi Pulau Balang sangat menarik sekali. Saya jadi teringat Gubernur Awang Faroek, yang ngotot membiayai bentang pendeknya dari APBD Kaltim. Dari Kariangau sampai KIPP ditempuh sekitar satu jam.

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo keluar dari Istana Garuda, tempat kerja presiden, yang depannya berbentuk kepakan burung Garuda karya seniman besar I Nyoman Nuarta. Lalu di depannya pada dataran lahan lebih tinggi adalah Istana Negara, tempat kediaman resmi kepala negara.

Posisi Istana Garuda dan Istana Negara dibuat dengan satu garis lurus dengan Taman Kusuma Bangsa. Di situ terdapat tiang bendera setinggi 79 meter.

Di Taman Kusuma Bangsa berdiri patung Bung Karno dan Bung Hatta dengan sayap burung Garuda setinggi 17 meter. Tepat pukul 00.00, Jumat (16/8) tengah malam Presiden Jokowi memimpin apel kehormatan dan renungan suci.

Tak disangka saya sempat bertemu dengan atlet Indonesia peraih medali emas Olimpiade Paris, Rizki Juniansyah dan Veddriq Leonardo. Mereka didampingi Presiden of NOC Raja Sapta Oktohari dan Ketua Kontingen Indonesia Anindya Bakrie. Saya sempat selfie dengan Veddric. “Makasih bang dukungannya,” kata dia.

Kepada para undangan diberikan sekotak snek makanan dan suvenir. Ada air mineralnya. Saya pikir ini air minum hasil pengolahan IPA Sepaku, yang pertama kali diminum Menteri Basuki. Tapi ternyata bukan. Saya jadi teringat janji 500 liter per detik air Sepaku akan dikirim ke Balikpapan.

Dirgahayu negeriku tercinta. Inilah wajah “Nusantara Baru. Indonesia Maju.” Luar biasa!!!.(*)

*) Rizal Effendi
– Wartawan Senior Kalimantan Timur.
– Wali Kota Balikpapan (2011-2021).

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 JurnalKaltara.com, Web Design by Ciptamedia Kreasi