Connect with us

Berita Ekonomi

FPPI Kaltara GelarPelatihan Anyaman Eceng Gondok

Published

on

Hj Sri Mulyanti SE MM (kanan).

Hj Sri Mulyanti SE MM : Melalui kerajinan anyaman eceng gondok ini target awal akan kita kuasai dulu pasar lokal Bulungan dan Kaltara.

TANJUNG SELOR – Tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes) yang selama ini di Tanjung Selor, Bulungan, dianggap tumbuhan yang menyebalkan bagi setiap orang, lantaran membuat permukaan sungai Selor tertutup dan menjadi dangkal tak bisa lagi dilewati oleh berbagai jenis perahu dan kapal itu, tapi kini ditangan Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Kalimantan Utara, yang dikomandani oleh Hj Sri Mulyanti SE MM, tumbuhan eceng gondok jadi bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.

Para ibu-ibu yang ikut pelatihan menganyam eceng gondok.

“Melalui kegiatan belajar menganyam kerajinan tangan dari eceng gondok sehari yang digagas oleh FPPI, untuk kaum perempuan yang ada di Tanjung Selor maupun Tanjung Palas, kedepan diharapkan akan lahir berbagai prodak rumah tangga dari tumbuhan ini, ” Kata Hj Sri Mulyanti SE MM, kapada media ini, ” Minggu, 25/6/2022.

Menurutnya, dengan melimpahnya eceng gondok yang menutupi sungai Selor, para pengrajin tentu tidak lagi merasa kesulitan untuk bahan baku. Artinya tinggal diambil saja dan diolah sesuai standar prosedur anyaman.

Instruktur sedang memberikan arahan cara menganyam yang benar.

Untuk jenis anyaman dari eceng gondok bisa dibuat menjadi taplak meja, dompet, tas tangan, sandal rumahan dan lain sebagainya. ” Harapan kita kedepan setiap rumah tangga dan hotel serta penginapan di Kaltara menggunakan anyaman dari eceng gondok, ” ujarnya.

Untuk pelatihan anyaman dipandu oleh ibu Treyanti, beliau memang ahli dibidang itu. “Saya gembira ibu-ibu yang mengikuti pelatihan sangat antusias sekali, ” imbuhnya.

Sesi Poto bersama usai pelatihan menganyam.

Tidak hanya itu, FPPI juga mengadakan pelatihan membatik dan membuat penganan dari berbagai jenis kue. Dengan harapan setelah pelatihan mereka mampu membuat usaha rumahan guna memacu peningkatan ekonomi keluarga.

“Prodak hasil membatik kaum perempuan ini akan dipasarkan digalery batik Bultiya, Tanjung Selor Kabupaten Bulungan, ” kata Sri Muliyanti.

Berbicara galeri batik Bultiya, kehadiran nya di Bulungan, Kalimantan Utara sudah hampir seperempat abad, hasil produksinya cukup dikenal luas, bahkan pada momen acara tertentu kerap dikenakan oleh para pejabat daerah dan menjadi souvernir khas Kabupaten Bulungan, provinsi Kalimantan Utara.

“Alhamdulillah saat ini batik Bultiya (Bulungan Tidung Dayak) sudah menjadi tuan rumah ditempatnya sendiri, ” tutup Sri Mulyanti. * jk.

Ekonomi

Pengembangan Tanaman Shorgum Dari Bulungan Untuk Kaltara dan Indonesia

Published

on

Markus Juk.

TANJUNG SELOR – Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, dalam waktu dekat akan mengembangkan tanaman Shorgum skala besar, tidak tangung-tanggung berlokasi di Tanjung Buyu Kecamatan Tanjung Palas jenis tanaman ini akan ditanam dilahan seluas seratus hektar.

Menurut Markus Juk, kepada media ini, Selasa 6/9/2022 mengatakan, pihaknya bersama Danrem Maharajalila dan saudara Aprijhon, saudara Timi serta Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Utara sudah beberapa kali mengadakan pertemuan terkait rencana penanaman Shorgum tersebut. “Pertemuan itu juga erat kaitan nya dengan program Presiden Republik Indonesia, Ir H Jokowidodo tentang program ketahanan pangan, ” ujarnya.

Markus Juk (kanan) bersama Presiden PT Shorgum Indonesia.

Setelah dilihat untuk mempertahankan ketahanan pangan kita harus bergerak di bidang budidaya Shorgum. Dimana saat ini jenis tanaman tersebut lagi dibutuhkan oleh negara maju termasuk di Indonesia sebagai pengganti gandum.

Yang mana jenis tanaman Shorgum mulai dari buah hingga batangnya juga mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. “Untuk pengembangan nya kami akan membuat demplot atau kebun contoh di Tanjung Buyu Kecamatan Tanjung Palas dilahan lebih kurang 100 hektar, ” ungkap Markus Juk.

Nantinya lanjut dia, pada penanaman perdana pihaknya akan mengundang langsung Menteri Pertanian dengan Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, “mohon doa nya ini bisa terlaksana dengan baik, ” imbuh Markus Juk.

Dimana nantinya tambahnya, pihaknya juga akan menampung buah Shorgum para petani yang menanam tanaman tersebut. “Untuk Shorgum tak perlu ragu karena hulu dan hilirnya jelas, ” tukas Markus Juk.

Untuk kelancaran, Markus Juk mengaku dalam waktu dekat akan menandatangani MoU dengan PT Shorgum Indonesia group di Jakarta.

“Kepastian nya Presiden PT Shorgum nanti akan melihat langsung lahan pengembangan di Tanjung Buyu itu, ” ujarnya.

Prediksi setelah para petani berhasil mengembangkan, pihaknya juga akan membeli gabah Shorgum perkilogram dengan harga Rp 4.000 hingga Rp 5.000.

Menurut Markus Juk lagi, setelah pengembangan demplot, pihak nya akan memperluas areal tanam di 5 Kabupaten dan kota yang ada di Kalimantan Utara. Pengembangan nya ada disetiap desa dan kecamatan yang memiliki potensi.

“Kita akan berupaya merubah, karena Shorgum bisa menjadi pengganti beras, dan sangat cocok sekali dikonsumsi oleh pengidap penyakit gula darah, ” tandasnya.

Untuk memperoleh bibit Shorgum lanjut Markus Juk, pihaknya juga akan melakukan MoU dengan petani yang berminat. Dimana hasil panen nya juga akan dibeli langsung sesuai kesepakatan yang ditandatangani antara dirinya dengan Presiden PT Shorgum Indonesia di Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Menyangkut bibit tentu akan dipilih dari jenis buah yang bagus. Dan hasilnya siap disalurkan kepada masyarakat petani yang membutuhkan.

Jadi berapapun luas tanam dan hasil Petani akan siap ditampung dengan pola kerjasama yang baik dan saling menguntungkan.

“Saya bersama bapak Aprijhon dan pak Syarif Al Mahdali sangat optimis sekali dengan pengembangan Shorgum inu, ” katanya.

Itu dibuktikan oleh Markus Juk bersama kelompok tani Tanjung Berlian memodali sendiri pengembangan tanaman Shorgum skala besar dilahan 100 H tersebut.

Menyoal dari mulai penanaman hingga masa panen?, dimana keunggulan Shorgum sangat berbeda dengan jenis tanaman lain. Hanya butuh waktu 3 bulan sudah bisa panen, dan dalam setahun bisa panen 4 kali.

Keunggulan nya, setelah dipangkas anakan Shorgum bisa tumbuh kembali, maka akan ada panen lanjutan secara berkesinambungan. Kalau pemeliharaan serta pemupukan yang bagus hasilnya bisa mencapai 7 hingga 8 ton per hektar. “Kalau mencapai hasil itu, dengan harga 4 ribu rupiah perkilogram dalam.sekali panen hasilnya bisa mencapai Rp 32 Juta, ” tutup Markus Juk. * jk.

Continue Reading

Ekonomi

Berbincang Hangat Dengan Iwan Suryatno Manager Comdev PT PKN

Published

on

Iwan Suryatno S Hut, Manager Comdev PT Pesona Khatulistiwa Nusnatara (PKN).

– Transformasi manfaat tambang untuk pendidikan

TANJUNG SELOR – Konsep 4 pilar 16 dtujuan bidang pendidikan oleh setiap perusahaan melalui program Comunity Depelovmen (Comdev) pertambangan batu bara mutlak dilaksanakan, khususnya menyangkut pendidikan bagi putera-puteri yang bermukim diring satu perusahaan.

Dimana untuk rangkuman 4 pilar dimaksud antara lain adalah sektor kesehatan dan nutrisi, lingkungan dan budaya, pendidikan dan pengetahuan dan kontribusi sosial dan ekonomi.

Dibidang sumber daya manusia, seperti memacu sektor pendidikan. Dengan merekrut SDM muda yang dapat berkompetisi diberbagai perguruan tinggi sesuai disiplin ilmu yang kelak bisa diterapkan didaerah.

Melalui itu nantinya akan lahir para agen perubahan yang siap membangun daerah nya sendiri dimasa-masa yang akan datang.

Tidak hanya sampai disitu, upaya mendorong inovasi masyarakat juga mutlak dilaksanakan. Misalnya mengembangkan pertanian dan perkebunan yang memiliki nilai ekonomis, contoh pengembangan perkebunan coklat, jagung dan lain sebagainya.

Melaksanakan pemetaan (Mapping), untuk mendapatkan jumlah masyarakat yang kreatif diberbagai bidang. Melakukan pembinaan yang berkelanjutan, hingga masyarakat tersebut benar-benar ahli nya.

Selanjutnya memilah-milah sesuai diversifikasi dan talenta yang dimiliki. Supaya kedepan benar-benar memiliki daya saing yang handal.

Untuk menunjang berbagai program membangun infratruktur sosial juga sangat dibutuhkan. Seperti membangun asrama pelajar ditempat sasaran belajar, dan membangun rumah singgah bagi komunitas adat terpencil (KAT) diwilayah ring satu perusahaan.

Kenapa pembangunan asrama dan rumah singgah sangat penting dilaksanakan. Harapan nya berawal dari sini perubahan pola pikir dan cara pandang kedepan bisa dimulai, yang sasaran akhirnya dapat merubah mindset setiap individu yang ingin disasar.

Merangsang mata pencaharian dan industri kecil, upaya melalui berbagai pelatihan keterampilan juga wajib dilakukan secara kontinyi, terutama kepada kaum perempuan, seperti membuat penganan dan minuman. Melalui ini nantinya diharapkan muncul industri kecil yang memiliki pasar yang luas.

Artinya melalui home industri tersebut perekonomian masyarakat bangkit. Yang kedepan nya bisa merekrut tenaga kerja lokal didaerah.

Yang mana lewat home industri dimaksud akan memperkuat industri swasta. Bila ini bisa diwujudkan pada giliran nya dapat menambah pundi-pundi kas daerah disektor pendapatan asli daerah (PAD).

Semua sasaran yang sudah dicapai tidak hanya berhenti disitu saja. Melalui program Comunity Depelovment (Comdev) wajib merancang metode ekonomi jangka panjang. Yang berkesinambungan sebagai sokoguru perekonomian daerah dalam arti luas.

Akhirnya  secara perlahan tapi pasti cluster ekonomi daerah untuk meningkatkan daya saing daerah akan tumbuh, hal ini menjadi penting sekali untuk terus ditingkatkan guna mencapai kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan.* jk.

Continue Reading

Ekonomi

PT PKN Jalin Kerjasama Dengan BRI

Published

on

Iwan Suryatno S Hut, Manager Comdev PT Pesona Khatulistiwa Nusnatara (PKN) kiri.

– Dalam rangka penguatan ekonomi daerah khususnya disektor pertanian, perkebunan dan peternakan.

TANJUNG SELOR – Dalam rangka penguatan ekonomi daerah, Comunity Development (Comdev) PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN) menjalin kerjasama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Terkait itu, diruang kerjanya, Iwan Suryatno S Hut, Manager Comdev PT PKN, Jumat 24/6/2022 kepada media ini menjelaskan, kerjasama PT PKN dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) tersebut dalam rangka penguatan ekonomi daerah, khususnya dibidang pertanian dan perkebunan.

“Hari ini program 4 pilarnya nya Comdev itu salah satunya adalah kontribusi sosial ekonomi. Dimana sosial ekonomi bukan hanya memberi barang atau memberi bibit dan lain-lain, akan tetapi salah satunya adalah pendampingan kepada petani, “ujar Iwan Suryatno.

Dalam pendampingan itu bisa memberi kan ilmu tapi bisa juga dalam bentuk fasilitasi untuk kearah permodalan. Sementara dalam setiap kelompok tani ada tiga tahapan, antara lain kelompok yang tumbuh, berkembang dan mandiri.

Biasanya kalau kelompok yang tumbuh oleh PT PKN diberi program secara langsung. Sementara yang berhasil menuju berkembang biasanya ingin menambah permodalan. Misal, sebelum nya hanya menegmbangakan tanaman cabe seluas 1 hektar karena dianggap berhasil pasti ingin menambah lagi luasan tanam 2 hekfar atau 3 hektar, artinya untuk menambah luasan tanam pasti membutuhkan biaya operasional.

“Kalau petaninya sudah berhasil kita tak akan memberikan biaya tapi ada penguatan modal. Nah penguatan modal inilah yang akan difasilitasi oleh PT PKN ke BRI maka itu perlu kerjasama, ” tambah Iwan Suryatno lagi.

Jaminan untuk petani yang meminjam dana ke BRI adalah PT PKN. Karena pihak Perbankan sendiri perlu meyakinkan.

Kalau petaninya sudah bagus dari berkembang menuju petani mandiri otamatis akan lepas pendampingan dari PT PKN disitulah keberhasilan Comdev dalam proses pendampingan dimaksud.

Kalau dalam kelompok itu ada 5 BHP salah satunya adalah administrasi permodalan, dari 5 hal ini permodalan ini lah yang menjadi penting. Karena pengembangan pertanian , peternakan dan perkebunan harus ada minimalnya, misal kalau pengembangan cabe minimal setengah hektar, demikian pula perkebunan kakao luasan nya minimal harus 2 hektar.

“Inilah salah satu langkah PT PKN bersama BRI berkolaborasi Kalau kita ngomong pentahelix ada pihak swastanya salah satu point’ dalam berkerjasama, ” tandas Iwan.

Untuk besaran pinjaman dalam setiap kelompok yang mengajukan pinjaman wajib ada rekomendasi dari PT PKN. Jadi kalau program bersama-sama BRI itu yang pertama mulai dari awal sudah dilakukan pendampingan oleh pihak perusahaan.

Dimana awalnya murni dari perusahaan, soal besaran pinjaman juga tergantung analisanya mau membangun kebun berapa luas dan ada maksimumnya misal ingin mengembangkan tanaman cabe seluas 2 hektar butuh dana sebesar 40 juta rupiah, bisa saja realisasi nya separuh dari yang diusulkan , alasan nya pada pembukaan awal yang bersangkutan pasti punya modal .

“Untuk pylot projecknya ada didesa Kelubir, desa Sajau dan desa Salimbatu, ” imbuh Iwan Suryatno.

Untuk Kelubir dikembangkan tanaman jagung, kalau desa Salimbatu SP 7 tanaman cabe dan di Sajau sendiri dikembangkan tanaman kakao.

Yang tidak kalah penting untuk.diketahui, yang prioritas mendapatkan pinjaman adalah petani yang pernah dapat pendampingan dari PT PKN dan dalam tahap kelas tumbuh, karena BRI minta jaminan itu.

Kriteria lain misal seperti petani jagung sudah pernah panen minimal 4 ton, bukan petani baru.

“Dalam hal ini yang menjadi prioritas adalah warga ring 1 dan ring 2 yang bermukim disekitar wilayah operasi perusahaan. Akan tetapi dilihat juga perkembangan nya apabila bagus dan berhasil bisa saja pengembangan meluas ke vendor kita, dan fokus kepada pertanian, perkebunan dan peternakan, ” tegas Iwan Suryatno.* jk/kjs.

,

Continue Reading

Trending