Berita Nunukan
Tim Pansus DPRD Minta Pemkab Nunukan Lakukan Investigasi ke PT BHP

NUNUKAN – Tim Panitia Khusus (Pansus) DPRD Nunukan, merekomendasikan agar Pemerintah Kabupaten segera mencari solusi terkait polemik masyarakat 6 desa Kelompok Patal, kecamatan Lumbis dengan PT Bulungan Hijau Perkasa (BHP).
Diketahui, polemik tersebut terjadi akibat belum kunjung diserahkan nya kebun Plasma hak masyarakat oleh perusahaan, padahal sudah diatur dalam undang-undang, bahwa 20 persen dari luas HGU pihak PT BHP wajib membangun kebun plasma kepada warga sekitar.
“Kami merekomendasikan kepada pemerintah, kalau bisa secepatnya turun kelapangan melakukan investigasi guna memastikan kondisi masyarakat, ” kata Ketua Tim Pansus, Lewi, 8/9/2021 kemarin.
Muncul nya wacana rekomendasi itu, setelah tim Pansus melakukan pendalaman terhadap persoalan antara PT BHP dengan kelompok masyarakat 6 desa Patal. Lantaran sudah lebih kurang 14 tahunan kebun plasma sebagai hak masyarakat belum juga kunjung direalisasikan oleh pihak perusahaan.
Menanggapi permasalahan yang disampaikan oleh tim Pansus DPRD, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mengakui bahwa selama ini OPD nya lemah dalam pengawasan.
“Secepatnya kami akan perbaiki, untuk mengurai persoalan terkait polemik antara masyarakat 6 desa Kelompok Patal dengan manajemen PT BHP, ” tegas Masniadi.
Masniadi memaparkan, sesuai SK Bupati Nunukan yang terbit tahun 2009, ada 1.500 H kebun Plasma yang sudah dikerjakan oleh PT BHP, untuk warga 6 desa Kelompok Patal tersebut. Yakni Desa Patal 1, Desa Patal 2, Desa Lontong, Pulubulawan, Desa Taluan dan Desa Podong.
“Kami akui belum pernah melihat langsung lokasi kebun Plasma itu. Termasuk sistem perjanjian seperti apa, dan apakah dinaungi oleh Koperasi, ” ujarnya.
Menurut Masniadi, untuk membangun kebun Plasma tidak lah mudah, melainkan harus ada perusahaan yang menjamin.
“Nah untuk kebun Plasma ini penjamin nya adalah perusahaan Apalis namanya, ” kata Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Nunukan, Masniadi.
Karenanya semua persoalan juga harus dilihat secara utuh, apakah koperasi dimaksud masih terkait dengan perusahaan sampai kebun selesai dibangun.
Masniadi juga menyebut, persoalan Plasma tidak hanya antara masyarakat 6 desa Kelompok Patal, Kecamatan Lumbis saja, melainkan ada 21 perusahaan lain yang bermasalah soal kebun Plasma. *
Sumber : Humas DPRD.
Editor : Sahri.

Nunukan
Persoalan Sampah dan Drainase di Mansalong Nunukan Sangat Krusial Dituntaskan

NUNUKAN – Perkembangan Mansalong, Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan beberapa tahun teekahir cukup pesat, seiring dengan itu pula berbagai persoalan pun muncul kepermukaan, mulai dari kebutuhan akan drainase kota hingga soal persampahan yang mulai mengganggu lingkungan.
Terkait banyak nya sampah yang teronggok dihalaman rumah warga, pihak pemerintah kecamatan Lumbis mengaku pusing tujuh keliling mengatasinya, lantaran sarana pendukung seperti tempat pembuangan akhir (TPA), armada serta petugas pengangkut yang juga belum tersedia disalah satu kecamatan perbatasan di Kalimantan Utara tersebut.
“Soal penanganan sampah ini juga menjadi masalah serius, untuk itu kita berharap persiapan TPA untuk Mansalong bisa menjadi prioritas pemerintah, ” kata Drs Rusmansyah, Camat Lumbis, kepada media ini, Kamis 19/1/2023.
Mengingat saat ini Mansalong sudah berkembang dan pertambahan penduduk nya juga cukup banyak, mengingat posisinya berada ditengah sebagai penghubung antar kecamatan dan kabupaten yang berada satu daratan, seperti kabupaten Malinau, KTT dan Bulungan.
“Harapan saya saat pelaksanaan Musrenbang kecamatan dan Musrenbang kewilayahan yang rencananya pada awal Pebruari mendatang persoalan ini bisa menjadi atensi prioritas saat pembahasan, ” tutup Drs Rusmansyah. * jk.
Nunukan
Usulan Rencana Pembangunan Jalan Libang KTT Sudah Disampaikan Ke SIPD Nunukan

NUNUKAN – Usulan rencana pembangunan jalan pendekar dari Mansalong – Libang menuju Kabupaten Tana Tidung (KTT) sudah disampaikan pemerintah kecamatan Lumbis melalui SIPD kabupaten Nunukan yang selanjutnya diteruskan ke SIPD Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara.
Berbincang dengan media ini dikediaman nya, Camat Kecamatan Lumbis, Drs Rusmansyah, Kamis 15/12/2022 menyebutkan, kalau kelak rencana pembangunan jalan bisa terwujud, jarak tempuh Mansalong ke KTT tidak memakan waktu lama, karena sesuai peta jalan tersebut hanya sepanjang 22 kilometer saja.
Berbeda bila menggunakan jalan trans Kaltara, untuk menjangkau KTT butuh waktu dua jam lebih baru bisa tiba di Tideng Pale atau di Sesayap Hilir.
Kenapa harus jalan pendekar yang mendesak dibangun, karena seiring dengan aktifitas dermaga fery yang berlokasi di Sebawang otomatis akan lebih mudah mendongkrak perekonomian kecamatan Lumbis dan sekitarnya, termasuk diwilayah perbatasan seperti Lumbis Ogong dan Lumbis Pansiangan.
Kedepannya truk-truk yang mengangkut Sembako bisa ke Tarakan atau sebalik nya menggunakan jasa Fery untuk mengangkut kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
“Dengan demikian bisa memangkas biaya transportasi, yang giliran nya dapat pula menekan tingginya Inflasi yang terus merangkak naik akhir-akhir ini, ” tukas Rusmansyah.
Selain itu lanjutnya, dengan terbangun nya jalan dimaksud, kecamatan Lumbis khususnya desa Mansalong akan menjadi segitiga emas sebagai perlintasan para pelaku ekonomi dari Lumbis Ogong, Lumbis Pansiangan, Sembakung dan Sembakung Atulaj yang berbelanja langsung Ke Tarakan.
*Harapan saya semoga renacana ini bisa menjadi atensi Pemkab Nunukan, Pemprov Kaltara, bila perlu bisa diusulkan ke Pemerintah Pusat agar ada bantuan anggaran untuk itu, ” pungkas Camat Lumbis Drs Rusmansyah. * Jk.
Nunukan
Banjir Kembali Merendam Perumahan Warga Desa Atap Kecamatan Sembakung Nunukan

– Air kian deras, warga desa Tembelunu dan Manuk Bungkul sudah kesulitan menjangkau desa disekitarnya untuk berbelanja kebutuhan sehari-sehari.
NUNUKAN – Aktifitas Warga desa Tembelunu dan desa Manuk Bungkul, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, sejak kemarin, Sabtu, 21/5/2022, lumpuh total akibat bencana banjir yang menggenangi perkampungan dan perumahan mereka.

Ketinggian air terus naik dan menggenangi seluruh perumahan warga di desa Atap kecamatan Sembakung Kabupaten Nunukan.
Menurut H Muhammad Nasir SE, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Kalimantan Utara, yang kebetulan berkunjung ke Kecamatan Sembakung, melalui WhatsAPP, Minggu 22/5/2022 menyebutkan, untuk bisa berhubungan dengan tetangga kampung disebelahnya warga hanya menggunakan sampan, lantaran seluruh ruas jalan sudah tak mungkin dilintasi dengan berjalan kaki.
“Ketinggian air dijalan-jalan sudah melebihi tinggi orang dewasa, ” ujarnya.
Menurutnya, kondisi warga Tembelunu dan warga desa Manuk Bungkul, benar-benar memprihatinkan. Karena dengan stok makanan yang terbatas maka satu dua hari kedepan bila banjir tak juga surut mereka akan kehabisan, khususnya bahan makanan, susu formula, obat-obatan selimut dan lain sebagainya.
“Harapan kita ada bantuan tanggap darurat turun, baik dari Pemkab Nunukan maupun dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, ” tegasnya.
Selain desa Tembelunu dan desa Manuk Bungkul, desa Atap sendiri sebagai ibukota kecamatan Sembakung juga terendam, ketinggian air terus bertambah. Saat ini warga hanya bisa berdiam dirumah tanpa bisa berbuat apa-apa.
Disebutkan, lantaran air mulai naik pada malam hari, dan begitu cepat sekali. Warga tak sempat berpikir untuk mengevakuasi beberapa hewan ternak milik mereka.
“Yang pasti tidak hanya itu, akibat banjir tersebut yang dapat dipastikan warga yang berladang dan berkebun otomatis gagal panen, ” tutup H M Nasir. *
Reporter : Sahri.
-
Tana Tidung1 week ago
Menjelang Ramadhan 1444 H, DPRD KTT Minta Pemkab Segera Cairkan TPP ASN
-
Tana Tidung1 week ago
KTT Kekosongan BBM, Aktifitas Warga Nyaris Lumpuh
-
DPRD Kaltara6 days ago
Fenry Alpius Angggota DPRD Kaltara Bertemu Petani Malinau
-
Kaltara2 weeks ago
Jalan Perbatasan, Pelabuhan Sebawang KTT dan Malinau Dibangun Tahun Ini