Connect with us

Berita Tokoh Kaltara

H.Hanafiah : Kemajemukan Masyarakat Adalah Sebuah Keharusan

Published

on

NUNUKAN – H.Hanafiah, menuturkan saat ini melihat rendahnya persatuan dan kesatuan membangun Nunukan membuat hatinya tergerak untuk bersikap saling menghargai diatas keanekaragaman dan membangun Nunukan, sosoknya merupakan putra salah satu suku asli kalimantan utara (Suku Tidung) yang sudah malang melintang di dunia birokrasi selama 37 Tahun lamanya.

Menurutnya Kalimantan Utara dikenal dengan provinsi yang kaya akan keanekaragaman suku dan sumber daya alam. khususnya di Kabupaten Nunukan yang terdiri dari berbagai suku yang ada, baik itu suku asli Tidung, Dayak, Bulungan kemudian suku perantau yakni suku Bugis, Jawa, Banjar, Daerah Timur, Lombok, Toraja, Buton dan lain-lainnya.

“Kabupaten Nunukan mencerminkan miniatur kebhinekaan pancasila, sesuai dengan semboyan negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda tetap satu jua. Hal tersebut merupakan pondasi kita agar tetap menjaga toleransi dan persatuan kesatuan ditengah perbedaan yang ada,”terangnya

Selanjutnya ia mengatakan “Karena dengan hadirnya keberagaman masyarakat Nunukan dapat memberikan pengaruh dalam sendi kehidupan khususnya dalam membangun perekonomian yang pro rakyat. Tentu semua ada tantangan tersendiri untuk kita tetap mempertahankan adanya persatuan dan kesatuan dan meningkatkan sikap saling menghargai ditengah perbedaan yang ada,”ujar Hanafiah.

Jadi walaupun ada arus tantangan tersebut kita tetap sebagai warga negara yang baik agar tetap mempertahankan dan menjaga persatuan dan kesatuan ditengah perbedaan selain itu kita harus memegang teguh prinsip Bhineeka Tunggal Ika. Maka wajib hukumnya menghargai segala perbedaan yang ada. Ia sosok sederhana dan murah senyum ketika bertemu masyarakat, itulah kesan bagi mereka yang sudah berjumpa dan mengenalnya.

H. Hanafiah SE, M.Si yang lahir di Bulungan (Tanjung Selor) pada 22 Juli 1961, tepat 58 tahun yang lalu, ia lahir dari Suku Asli Tidung Kalimantan Utara. Terhitung sejak tiga kali pergantian Bupati Nunukan banyak kontribusi yang telah ditorehkan yakni salah satunya adalah inisiasi program ekonomi kerakyatan yang memberdayakan masyarakat Nunukan untuk menanam sawit dikala itu.

Hobi beliau suka berdiskusi dan bercengkrama dengan bawahan dan atasannya pada saat masih aktif sebagai Pegawai Negeri Sipil, pendidikan terakhir Strata II Administrasi Negara.

Ia mulai mengabdi untuk pertama kalinya di Kabupaten Nunukan pada tanggal 25 oktober tahun 1999 yang mana pada saat itu jumlah PNS hanya berjumlah 14 orang di nahkodai sekretaris daerah Nunukan Budiman Arifin beserta Pj Bupati Nunukan almarhum Bustaman Arham barulah kemudian di tahun 2001 H.Abdul Hafid Achmad memimpin Kabupaten Nunukan untuk pertama kalinya sebagai Bupati Nunukan.

Sosok H.Hanafiah tumbuh dari keluarga sederhana namun punya kontribusi sebagai putra putri daerah yang membangun Nunukan dalam ranah yang berbeda, tantenya Hj. Asmah Ghani adalah mantan wakil bupati Nunukan periode 2011-2015 serta Pamannya H. Arsyad yang merupakan perintis partai Golongan Karya (Golkar) di Nunukan.

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 1968-1973
2. SMP Tarakan 1974-1977
3. SMEA Negeri Tarakan 1977-1980
4. Strata I Ilmu Ekonomi Universitas Mulawarman 1980-1987
5. Strata II Administrasi Negara Universitas Mulawarman 2003-2005

Istri : Hj. Sri Kustarwati
Anak : Fitri

Riwayat Organisasi :

1. Ketua LPTQ Kabupaten Nunukan 2016-2019
2. Ketua Badan Pengelola Islamic Center Nunukan 2016-2019
3. Ketua Koperasi KPN Sejahtera 2005-2016
4. Ketua Badan Usaha Wakaf Indonesia Kab.Nunukan 2019-

Pengalaman Kerja:

1. Dinas PMD : Kasi Perekonomian Dpmd Bulungan 1993-1999
2. Dinas Perkebunan Bulungan : Kasi Produksi 1999-1999
3. Sekretariat Daerah : Pj. Kepala Sosek Setkab Nunukan 1999-2001
4. Sekretariat Daerah : Pj. Kepala Bagian Ekonomi Nunukan 2000-2002
5. Sekretariat Daerah : Pj. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Nunukan 2002-2002
6. Sekretariat Daerah : Asisten Ekonomi dan Pembangunan Nunukan 2002-2005
7. Bappeda : Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Nunukan 2005-20012
8. Sekretariat Daerah : Asisten Ekonomi dan Pembangunan Nunukan 2012-2014
9. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Nunukan 2014-2016
10. Kepala Dinas Perhubungan Nunukan 2016-2017
11. Sekretariat Daerah : Asisten Kesejahteraan Rakyat Nunukan 2017-2019
12. Sekretariat Daerah : Asisten Administrasi Umum Nunukan 2019
13. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu Satu Pintu Nunukan 2019-2020

Tanda Penghargaan :

1. Satya Lencana Karya Satya 10 Tahun Oleh Presiden RI Tahun 1999
2. Satya Lencana Karya Satya 20 Tahun Oleh Presiden RI Tahun 2011
3. Satya Lencana Karya Satya 30 Oleh Presiden RI Tahun 2017

Saat disinggung langkah apa yang akan dilakukan kedepannya H.Hanafiah menyampaikan soal harga dirinya sebagai salah satu putra daerah, ia merasa ada keterpanggilan untuk berkontribusi terhadap masyarakat demi menjaga kelestarian budaya dan memberdayakan putra putri asli Nunukan serta akan berusaha memberdayakan dan memaksimalkan ekonomi menengah kebawah.

“pertama, harus menjaga dan memelihara solidaritas dan sinergitas semua pihak. kedua, menjaga dan memelihara keharmonisan seluruh elemen masyarakat Nunukan. Ketiga, bagaimana nantinya mengoptimalkan dan membimbing pelaku UMKM di Nunukan serta bagaimana mewujudkan ASN yang berintegritas,”pungkasnya.

Motto :

“Jika Keberagaman Masyarakat Adalah Keharusan Maka Bersatu Kita Lebih Kuat Untuk Membangun Nunukan Yang Lebih Unggul”

Sumber: DIDI FEBRIYANDI, S.IP, M.AP.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tokoh Kaltara

Datu Buyung Berharap Begini Sosok Pemimpin Kaltara Kedepan

Published

on

Drs Datu Buyung Perkasa M Pd Ketua Lembaga Adat Kesultanan Bulungan.

TANJUNG SELOR – Datu Buyung Perkasa, Ketua Lembaga Adat Kesultanan Bulungan (LAKB), berharap pemimpin Kalimantan Utara kedepan bisa mengayomi semua pihak, membangun infrastruktur dan sangat memahami masalah teretorial, mengingat Kalimantan Utara merupakan wilayah perbatasan negara.

Artinya,.lanjut dia pembangunan Tanjung Selor sebagai pusat pemerintahan juga harus dilaksanakan sebaik mungkin. “Masih banyak infrastruktur yang kita butuh kan diantara nya fasiltas hiburan, fasilitas umum seperti angkutan kota yang murah dan selalu tersedia kapan dibutuhkan, ” ujarnya saat berbincang dengan media ini, Rabu, 8/5/2024.

Dampak minim nya hiburan lanjutnya, setiap Jumat hingga hari Minggu Tanjung Selor sudah sepi. Banyak orang yang mengisi akhir pekan di kota Tarakan.

Hal ini juga menjadi tantangan pemimpin Kaltara kedepan, bagaimana menyiapkan berbagai infrastruktur yang cukup di Tanjung Selor.

“Kalau alasan anggaran minim, kita bisa minta bantuan ke.kementerian, dan ini lah tugas yang harus dilakukan seorang pemimpin, jadi tak ada alasan tak ada anggaran, ” tambahnya.

Yang tidak kalah penting lagi sangat sosok nya peduli kepada kearifan lokal, memberdayakan orang lokal di semua profesi. Artinya memakai aksesoris lokal belum lah cukup untuk membuktikan sebuah kepedulian, tulus untuk memajukan orang lokal. itu jauh lebih penting.

Hal sederhana saja kenapa Datu minta kota Tanjung Selor.harus mendapat perhatian?, misalnya soal trafik light yang sederhana saja selalu bermasalah, terkadang lampu tanda isaratnya tak menyala.hingga ber minggu-minggu.

“Jadi intinya kita harus perhatian dulu terhadap hal kecil,.sebelum kita.memikir kan hal yang lebih besar membuktikan hasilnya kepada masyarakat, ” tutup Datu Buyung. * jk.

Continue Reading

Tokoh Kaltara

Datu Buyung : “Pusat Pemerintahan Bulungan Secepatnya Kembali ke Tanjung Palas”

Published

on

Drs Datu Buyung Perkasa M Pd Ketua Lembaga Adat Kesultanan Bulungan.

Pemerintah diminta memindahkan OPD secara bertahap.

TANJUNG SELOR – Ketua Lembaga Adat Kesultanan Bulungan (LAKB), Drs Datu Buyung Perkasa M Pd menilai rencana pengembalian pusat pemerintahan Kabupaten Bulungan ke Tanjung Palas hanya sekedar wacana saja, karena sampai saat ini belum ada tanda-tanda ke arah pengembalian pusat pemerintahan tersebut dimana awal berdirinya pada tahun 1949 silam.

“Minimal kalau memang serius, saat ini sudah ada satu dua OPD yang berkantor di Tanjung Palas bukan menumpuk di Tanjung Selor, ” ujar Datu kepada media ini, Rabu 8/5/2024.

Selain itu lanjutnya, pada lokasi lahan rencana membangun pusat perkantoran di alun-alun Tanjung Palas seharusnya sudah bisa dilakukan peletakan batu pertama, walau pelaksanaan pembangunan nya masih lama lagi dilaksanakan, agar masyarakat yakin bahwa pusat pemerintahan tersebut serius di kembalikan.

Menurut Datu lagi, soal pemekaran kelurahan dan kecamatan di Tanjung Selor juga harus jadi perhatian. Supaya begitu pusat pemerintahan Bulungan kembali ke Tanjung Palas untuk pemekaran kota Tanjung Selor sudah memenuhi persyaratan menjadi daerah otonomi baru.

“PR ini harus menjadi perhatian pemerintah, bila perlu siapkan anggaran nya, ” kata Datu. * jk.

Continue Reading

Tokoh Kaltara

Ternyata Rumah Singgah Untuk Keluarga Yang Mendampingi Pasien Rujukan ke RS Tarakan Sudah Lama Ada

Published

on

Norhayati Andris.

– Dan sudah direhab berat dengan menggunakan anggaran Pokir Norhayati Andris pada tahun anggaran 2022 lalu.

TANJUNG SELOR – Ternyata rumah singgah untuk keluarga yang mendampingi pasien gawat darurat dari daerah kabupaten khususnya dari daerah pedalaman dan perbatasan se Kaltara yang dirujuk ke Rumah Sakit Jusuf SK Tarakan sudah ada sejak lama dan direhab pada tahun anggaran 2022 lalu dengan menggunakan anggaran Pokir, Norhayati, Andris mantan Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Utara.

“Dasar pemikiran awal kenapa rumah singgah ini harus diperbaiki, karena kondisinya sudah kumuh dan tidak memiliki fasilitas penunjang yang layak seperti tempat sampah dan lain sebagainya, ” kata Norhayati Andris melalui sambungan telpon selularnya kepada media ini, Kamis, 25/4/2024.

Kalau saya tidak salah lanjutnya, ada kurang lebih 10 kamar pada rumah singgah tersebut. Namun seperti nya ini belum cukup dan perlu penambahan fasilitas lain nya, seperti Sofa, peralatan dapur dan lain sebagainya.

Menilik kekurangan lain nya, seperti kamar jenazah dan ruang untuk keluarga yang menunggu juga perlu ditambah. Mengingat selama ini ada yang diam di emperan rumah selama menunggu keluarga yang meninggal dunia dibawa kembali kekampung halaman.

“Biasanya untuk menunggu bisa sampai dua hari, ” imbuh Norhayati.

Harapan lain, agar fasilitas yang kurang bisa terpenuhi maka perlu perhatian dari pemerintah kabupaten yang ada di Kaltara, supaya kenyamanan dan keamanan keluarga yang mendampingi pasien rujukan dapat terjamin dengan baik.

“Saya perhatikan untuk rumah singgah ini menjadi alternatif tempat menginap keluarga pasien. Disamping biaya nya murah, letaknya juga sangat dekat dengan rumah sakit, oleh sebab itu  keberadaan nya perlu disuport oleh Pemkab se Kalimantan Utara, ” kata Norhayati Andris. * jk.

Continue Reading

Trending