Connect with us

Berita Tokoh Kaltara

Buku Tentang Laura, Bupati Wanita Pertama di Kaltara

Published

on

NUNUKAN – Tepat di usianya yang ke – 35 kemarin (10/8), Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid meluncurkan sebuah buku autobiografi berjudul “Tentang Laura”.

Peluncuran buku autobiografi tersebut dilakukan secara virtual menggunakan aplikasi zoom, dan disiarkan secara langsung di media sosial via live streaming facebook dan youtube.

Buku setebal 167 halaman itu berisi kisah perjalanan hidup seorang Asmin Laura Hafid, sejak saat masih kanak – kanak, masa – masa sekolah, membina rumah tangga, hingga perjalanan kariernya saat ini menjadi Bupati Nunukan.

Dalam buku yang terdiri dari 8 bab itu, Laura juga membagikan pengalaman saat dirinya terpuruk, merasa dijauhi oleh teman – temanya usai dinyatakan kalah dalam Pilkada tahun 2011 lalu.

Saat peluncuran bukunya, Laura ditemani suami H. Andi Akbar M Djuarzah, dan ketiga putra – putrinya, yakni Andi Kaulika Bebie Azzahra Akbar, Andi Achmad Almoesa Akbar, dan Andi Azizh Adeeva Akbar.

Dipandu oleh Kepala Biro Nunukan SKH. Radar Tarakan Hendra dan Reporter RRI Nunukan Siena sebagai moderator, saat peluncuran buku itu Laura menyampaikan bahwa keinginannya untuk menulis buku sebetulnya sudah terpendam sejak lama.
Namun keinginan itu, katanya, baru bisa diwujudkan saat terjadi pandemi covid – 19.

“Karena ada pandemi covid – 19 kita lebih banyak berada di rumah, sehingga kesempatan itu saya manfaatkan untuk menulis buku, apalagi keluarga juga selalu memberikan support,” kata Laura.

Lewat buku autobiografinya, Laura berharap masyarakat dapat lebih mengenal tentang sosoknya secara apa adanya.

“Tidak ada yang saya tutup – tutupi dalam buku ini, saya berusaha menuangkan semuanya dalam tulisan se-alamiah mungkin agar masyarakat dapat lebih mengenali pribadi saya, gagasan maupun pikiran – pikiran saya,” ujarnya.

Sementara itu, sang suami yang saat ini menjadi Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Utara mengaku bangga karena istrinya memiliki keberanian untuk meluncurkan sebuah buku autobiograpi.

“Selama ini saya selalu support apa yang menjadi cita – cita dan keinginannya. Dan saya merasa sangat bangga karena akhirnya ia berani menuliskanya dalam sebuah buku,” kata Abe, panggilan akrabnya.

Dalam acara peluncuran buku tersebut, para partisipan aplikasi zoom juga diberi kesempatan menyapa dan bertanya langsung kepada orang nomor satu di Kabupaten Nunukan itu.

Ada yang menarik, dan ini menjadi kejutan tersendiri, karena diantara para partisipan yang hadir ternyata ada Artis Ibukota Chika Jessica. Artis cantik ini bahkan bisa langsung menyapa Laura.

“Halo ibu, saya tahu ada peluncuran buku ini karena ramai sekali dibahas di medsos, karena penasaran saya pun mencoba untuk ikut. Saya bangga sekali karena ibu di usianya yang masih muda sudah sukses, punya suami ganteng dan anak – anak yang menyenangkan. Kalau boleh tahu apa sih bu resepnya,” kata Chika.

Laura yang merasa surprise dengan kehadiran Chika Jessica mengaku bahwa apa yang sudah diraihnya merupakan anugerah dari Allah SWT yang akan selalu disyukurinya.
Selain Chika Jessica, beberapa partisipan juga mendapat kesempatan untuk berkomunikasi langsung dengan Laura, diantaranya Joned dari Komunitas Yuk Menulis, Ketua PGRI Kabupaten Nunukan Abdul Wahid, Dosen Poltek Nunukan Bahrul Ulum, Tokoh Pemuda Kecamatan Tulin Onsoi Andi Palmal.

Joned yang kebetulan juga sangat hobi menulis kepada Laura menyampaikan rasa bangganya karena ditengah kesibukannya yang luar biasa sebagai kepala daerah, Laura masih bisa menulis sebuah buku.

“Bagi saya ini luar biasa, dan ini ibarat bensin akan mengobarkan semangat kami untuk meningkatkan budaya literasi di tengah masyarakat,” kata Joned.

Sementara Ketua PGRI Abdul Wahid menyampaikan bahwa menulis adalah mengabadikan diri.

“Orang boleh mati jasadnya, namun nilai dan karyanya dalam bentuk tulisan apalagi buku akan selalu hidup dan dikenang,” kata Wahid.

Di penghujung acara, Laura pun mendapat kejutan tumpeng dan kue ulang tahun dari para kerabatnya. *

Sumber : Humas.
Editor    : Sahri.

Tokoh Kaltara

Datu Buyung Berharap Begini Sosok Pemimpin Kaltara Kedepan

Published

on

Drs Datu Buyung Perkasa M Pd Ketua Lembaga Adat Kesultanan Bulungan.

TANJUNG SELOR – Datu Buyung Perkasa, Ketua Lembaga Adat Kesultanan Bulungan (LAKB), berharap pemimpin Kalimantan Utara kedepan bisa mengayomi semua pihak, membangun infrastruktur dan sangat memahami masalah teretorial, mengingat Kalimantan Utara merupakan wilayah perbatasan negara.

Artinya,.lanjut dia pembangunan Tanjung Selor sebagai pusat pemerintahan juga harus dilaksanakan sebaik mungkin. “Masih banyak infrastruktur yang kita butuh kan diantara nya fasiltas hiburan, fasilitas umum seperti angkutan kota yang murah dan selalu tersedia kapan dibutuhkan, ” ujarnya saat berbincang dengan media ini, Rabu, 8/5/2024.

Dampak minim nya hiburan lanjutnya, setiap Jumat hingga hari Minggu Tanjung Selor sudah sepi. Banyak orang yang mengisi akhir pekan di kota Tarakan.

Hal ini juga menjadi tantangan pemimpin Kaltara kedepan, bagaimana menyiapkan berbagai infrastruktur yang cukup di Tanjung Selor.

“Kalau alasan anggaran minim, kita bisa minta bantuan ke.kementerian, dan ini lah tugas yang harus dilakukan seorang pemimpin, jadi tak ada alasan tak ada anggaran, ” tambahnya.

Yang tidak kalah penting lagi sangat sosok nya peduli kepada kearifan lokal, memberdayakan orang lokal di semua profesi. Artinya memakai aksesoris lokal belum lah cukup untuk membuktikan sebuah kepedulian, tulus untuk memajukan orang lokal. itu jauh lebih penting.

Hal sederhana saja kenapa Datu minta kota Tanjung Selor.harus mendapat perhatian?, misalnya soal trafik light yang sederhana saja selalu bermasalah, terkadang lampu tanda isaratnya tak menyala.hingga ber minggu-minggu.

“Jadi intinya kita harus perhatian dulu terhadap hal kecil,.sebelum kita.memikir kan hal yang lebih besar membuktikan hasilnya kepada masyarakat, ” tutup Datu Buyung. * jk.

Continue Reading

Tokoh Kaltara

Datu Buyung : “Pusat Pemerintahan Bulungan Secepatnya Kembali ke Tanjung Palas”

Published

on

Drs Datu Buyung Perkasa M Pd Ketua Lembaga Adat Kesultanan Bulungan.

Pemerintah diminta memindahkan OPD secara bertahap.

TANJUNG SELOR – Ketua Lembaga Adat Kesultanan Bulungan (LAKB), Drs Datu Buyung Perkasa M Pd menilai rencana pengembalian pusat pemerintahan Kabupaten Bulungan ke Tanjung Palas hanya sekedar wacana saja, karena sampai saat ini belum ada tanda-tanda ke arah pengembalian pusat pemerintahan tersebut dimana awal berdirinya pada tahun 1949 silam.

“Minimal kalau memang serius, saat ini sudah ada satu dua OPD yang berkantor di Tanjung Palas bukan menumpuk di Tanjung Selor, ” ujar Datu kepada media ini, Rabu 8/5/2024.

Selain itu lanjutnya, pada lokasi lahan rencana membangun pusat perkantoran di alun-alun Tanjung Palas seharusnya sudah bisa dilakukan peletakan batu pertama, walau pelaksanaan pembangunan nya masih lama lagi dilaksanakan, agar masyarakat yakin bahwa pusat pemerintahan tersebut serius di kembalikan.

Menurut Datu lagi, soal pemekaran kelurahan dan kecamatan di Tanjung Selor juga harus jadi perhatian. Supaya begitu pusat pemerintahan Bulungan kembali ke Tanjung Palas untuk pemekaran kota Tanjung Selor sudah memenuhi persyaratan menjadi daerah otonomi baru.

“PR ini harus menjadi perhatian pemerintah, bila perlu siapkan anggaran nya, ” kata Datu. * jk.

Continue Reading

Tokoh Kaltara

Ternyata Rumah Singgah Untuk Keluarga Yang Mendampingi Pasien Rujukan ke RS Tarakan Sudah Lama Ada

Published

on

Norhayati Andris.

– Dan sudah direhab berat dengan menggunakan anggaran Pokir Norhayati Andris pada tahun anggaran 2022 lalu.

TANJUNG SELOR – Ternyata rumah singgah untuk keluarga yang mendampingi pasien gawat darurat dari daerah kabupaten khususnya dari daerah pedalaman dan perbatasan se Kaltara yang dirujuk ke Rumah Sakit Jusuf SK Tarakan sudah ada sejak lama dan direhab pada tahun anggaran 2022 lalu dengan menggunakan anggaran Pokir, Norhayati, Andris mantan Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Utara.

“Dasar pemikiran awal kenapa rumah singgah ini harus diperbaiki, karena kondisinya sudah kumuh dan tidak memiliki fasilitas penunjang yang layak seperti tempat sampah dan lain sebagainya, ” kata Norhayati Andris melalui sambungan telpon selularnya kepada media ini, Kamis, 25/4/2024.

Kalau saya tidak salah lanjutnya, ada kurang lebih 10 kamar pada rumah singgah tersebut. Namun seperti nya ini belum cukup dan perlu penambahan fasilitas lain nya, seperti Sofa, peralatan dapur dan lain sebagainya.

Menilik kekurangan lain nya, seperti kamar jenazah dan ruang untuk keluarga yang menunggu juga perlu ditambah. Mengingat selama ini ada yang diam di emperan rumah selama menunggu keluarga yang meninggal dunia dibawa kembali kekampung halaman.

“Biasanya untuk menunggu bisa sampai dua hari, ” imbuh Norhayati.

Harapan lain, agar fasilitas yang kurang bisa terpenuhi maka perlu perhatian dari pemerintah kabupaten yang ada di Kaltara, supaya kenyamanan dan keamanan keluarga yang mendampingi pasien rujukan dapat terjamin dengan baik.

“Saya perhatikan untuk rumah singgah ini menjadi alternatif tempat menginap keluarga pasien. Disamping biaya nya murah, letaknya juga sangat dekat dengan rumah sakit, oleh sebab itu  keberadaan nya perlu disuport oleh Pemkab se Kalimantan Utara, ” kata Norhayati Andris. * jk.

Continue Reading

Trending