Sorot Peristiwa
Isran Itu Disukai Wartawan
Catatan Rizal Effendi
ISRAN NOOR dan Hadi Mulyadi masuk ke “kandang” wartawan. Itu terjadi hari Minggu (30/6) pada acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengurus PWI Kaltim di Kompleks Wisata Rumah Ulin Arya, Sempaja, Samarinda Utara.
Tujuan bimtek ini dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kemampuan pengurus dalam aspek kepemimpinan atau leadership. “Sependek ingatan saya, baru kali ini pengurus PWI dibekali dulu sebelum bertugas,” ujar Bung Syafril Teha Noer (STN), wartawan senior berkomentar di Wartawan Legend grup.
Bung STN saya lihat ikut terlibat dalam acara Bimtek itu. Ketika Isran dan Hadi memberikan pemaparan STN yang mendampingi. Dia juga menyerahkan plakat PWI bersama ketua PWI yang baru terpilih, Abdurrahman Amin menggantikan Endro Efendi.
Endro sekarang mendapat promosi menjadi pengurus PWI Pusat. Dia mendapat kehormatan sebagai Wakil Ketua Komisi Kompetensi Wartawan, hasil Kongres Wartawan XXV di Bandung beberapa waktu lalu. Prestasi hebat. Rasanya belum pernah pengurus Kaltim sampai ke sana. Kalau IKN resmi menjadi ibu kota negara, sangat mungkin ada wartawan Kaltim jadi ketua PWI Pusat.
Abdurrahman Amin yang akrab dipanggil Rahman sudah 17 tahun berkarier di dunia jurnalistik. Dia sekarang pemimpin redaksi Samarinda Pos (Sapos). Sebelumnya pernah bertugas di induknya, Kaltim Post. Kebetulan di Sapos saya selalu terlibat di RUPS dengan para pemegang saham. Rahman menjadi ketua PWI Kaltim masa bakti 2024-2029.
Isran dan Hadi diundang PWI karena banyak hal yang bisa diserap wartawan. Keduanya mantan gubernur dan wakil gubernur Kaltim masa bakti 2018-2023. Maju lagi dalam Pilgub 2024.
Isran punya andil besar sampai akhirnya Presiden Jokowi menetapkan lokasi IKN di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU). Karena itu dia pembela berat pembangunan IKN. “Kalau ada yang tidak setuju dengan IKN, hati-hati bisa pendek umurnya,” katanya. Ucapan itu sempat viral di berbagai media.
Berkat perjuangan Isran sampai terbitnya PP No 15/2022 dan PP 38/2023 tentang dana bagi hasil tambang dan kelapa sawit. Dia pembela tenaga honor. Juga sukses menjadi provinsi pertama di Indonesia menerima dana karbon. Di era dia APBD Kaltim sangat melonjak. “Tidak pernah terjadi record APBD Kaltim di atas Rp20 triliun. Itu untuk provinsi saja, kalau dengan APBD kabupaten/kota sudah di atas Rp70 triliun,” jelasnya.
Berkaitan dengan kepemimpinan, dia menegaskan seorang pemimpin perlu keikhlasan dan kejujuran. Jangan kepentingan umum ditumpangi kepentingan pribadi. Dia juga menyebut peluang wartawan menjadi pejabat publik. Dia menyebut nama saya sebagai wali kota Balikpapan, Dahlan Iskan menjadi menteri BUMN. Bahkan di Inggris, wartawan Boris Johnson menjadi perdana menteri.
Menurut Hadi Mulyadi, menjalani pekerjaan apa pun harus dilakukan dengan cinta dan iringan doa. “Kunci lainnya adalah kita harus bekerja keras,” tambahnya.
Hadi Mulyadi melengkapi kepemimpinan Isran. Dia pernah menjadi anggota DPRD Kaltim dan DPR RI. Juga pengajar dan ustaz. Sering menjadi penceramah dan khatib. Punya hobi main drum dan nyanyi. Kalau sudah nyanyi, tidak satu lagu, tapi satu album.
Yang menarik, putra Hadi Mulyadi, Muhammad Al Fatih juga seorang wartawan dan aktivis. Hebatnya dia berani mengkritik kebijakan Pemprov Kaltim terutama sang ayah dalam masalah lingkungan.
Pada acara Festival Media Digital dan Wartawan Legend Award yang berlangsung di Bontang, Oktober 2023 lalu, Isran dan Hadi dianugerahi penghargaan kategori Kemerdekaan Pers Kaltim. Maklum atas kebijakan mereka, Kaltim menempati peringkat pertama Indeks Kemerdekaan Pers (IKP) secara nasional tahun 2022.
JADI “MEDIA DARLING”
Isran itu memang masuk kategori “media darling.” Maklum ucapannya terkadang nyeleneh. Tapi kuat bobotnya menjadi kepala berita. Sesuatu yang jarang diucapkan seorang tokoh dan kepala daerah, bisa mencuat dari mulutnya.
Tidak saja soal umur pendek jika tak dukung IKN, ada narasi lain yang kerap dia ucapkan. Misalnya dirinya yang stunting, burung jalak (janda laki-laki), Belanda sudah lari, “mehabisi baterai saja,” mata saya rabun sampai joke-joke lainnya, yang kadang tidak disangka diucapkannya.
Terkadang dia pura-pura tak dengar ucapan seseorang. “Apa? Apa?” katanya berulang-ulang. Membuat yang berbicara jadi bingung. Juga suka membuat gerakan mengagetkan. Misalnya dia pernah berteriak dan memukul meja menyatakan sah ketika menjadi saksi pernikahan. Sampai sang mempelai dan undangan terkesiap.
Dia diburu wartawan bukan sekarang saja. Saat Isran menjadi bupati Kutai Timur antara 2009-2015 dan ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), setiap berada di Jakarta selalu diadang banyak awak media. Apalagi dia sempat meramaikan bursa Pilpres dan mengikuti konvensi capres yang diadakan Partai Demokrat tahun 2014.
Semangat ingin menjadi capres itu masih membara sampai sekarang. Ada yang bilang dia berpeluang jadi capres pertama pada Pilpres 2029 nanti setelah ibu kota negara benar-benar sudah pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Sepaku. Kapan lagi orang Kaltim jadi capres di daerah sendiri.
Walaupun sering bercanda, dalam catatan kepemimpinannya banyak juga kebijakannya yang bersikap tegas. Dia pernah mengkritik kerja KPK berkaitan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia dan melawan hasil pemeriksaan BPK. Juga tak mau terlibat urusan proyek.
Pada tahun 2012 Isran memenangi gugatan internasional yang dilakukan Churchil Mining Plc sebesar 2 miliar dolar AS. Perusahaan tambang asal Inggris itu berang atas dicabutnya izin usaha pertambangan (KP), yang diakui miliknya oleh Pemkab Kutim. “Karena kalah di semua pengadilan di Indonesia, makanya mereka menggugat ke arbitrase internasional. Tapi kita tidak gentar,” tandasnya waktu itu.
Ketika ditanya wartawan atas kemenangan itu, Isran saat itu tersenyum. “Sudah kubilang apa kemarin, kalian nggak percaya sama aku. Buktinya kita menang kan?” jelasnya.
Di tengah acara Bimtek PWI, saya perlu mengucapkan selamat kepada sahabat saya, Syafruddin Pernyata. Dia salah seorang penerima Penghargaan Sastra dari Kemendikbud RI tahun 2024 karena berkiprah di dunia sastra lebih 40 tahun. Suatu prestasi luar biasa. Selain Syafruddin, juga Sunaryo Broto menerima penghargaan yang sama. Dia bekerja di Bontang dan juga aktif menulis.
Syafruddin dan saya dulu sangat intens meliput kegiatan Gubernur Kaltim Suwarna AF. Saya di Suara Kaltim, dia di Mingguan Sampe. Berkat semangat dari sang gubernur, saya sempat jadi anggota MPR RI Utusan Daerah dan wali Kota Balikpapan. Sedang Syafruddin, yang tadinya dosen di FKIP Unmul akhirnya mendapat kesempatan berkarier di Pemda. Mulai jadi Kepala Biru Humas, Kepala Dinas Pendidikan Nasional, Kepala Perpustakaan dan Kearsipan sampai Kepala Dinas Pariwisata.
Di masa pensiunnya, Syafruddin tetap rajin menulis dan membuat buku serta sukses jadi pengusaha berorientasi pada bisnis kepariwisataan. Karena itu pada HUT ke-67 Provinsi Kaltim 2024, dia menerima penghargaan sebagai Tokoh Pariwisata Kaltim, yang pertama.
Saya juga perlu mengucapkan selamat berulang tahun ke-4 buat Media Kaltim sebagai media online. Saya baca sang komandan, Agus Susanto sebagai CEO Media Kaltim News Network menggelar berbagai acara. Mulai Workshop Fotografi & Jurnalistik, Festival Band sampai Jalan Sehat Media Kaltim. Dirgahayu Media Kaltim. Medianya warga Kaltim.(*)
Sorot Peristiwa
Perajin Kawat Harmonika dari Pekapuran Banjarmasin
BANJARMASIN – Pilihan favorit untuk bahan membuat pagar keliling, atau untuk mengecor di atas lantai kayu, ataupun tembok agar kuat dan gampang pemasangannya, kawat harmonika pilihannya.
Kawat harmonika adakah kawat yang dirangkaia seperti bentuk anyaman sifatnya yang elastis juga kuat serta proses pemasangan yang mudah dan tidak ribet.
Selama ini mungkin belum banyak tahu bahwa di Banjarmasin ternyata banyak perajin kawat harmonika. Salah satunya adalah Suri warga jalan Lingkar Dalam Selatan Gang Al Madani RT. 29 kelurahan Pekapuran Raya kecamatan Banjarmasin Timur.
Suri yang sudah menjalani profesi sebagai perajin kawat harmonika sejak 15 tahun lalu tidak pernah sepi dari pesanan. Selain langsung melayani pesanan juga mensuplai toko-toko bangunan yang ada di Banjarmasin.
Dalam satu hari, Suri mampu memproduksi kawat harmonika sebanyak 25 kg. “Satu hari paling mampu menganyam 25 kg bahan kawat menjadi kawat harmonika,” jelas Suri yang ditemui jurnalborneo.com di kediamannya, Sabtu (24/08/2024).
Suri sehari-hari memproduksi kawat harmonika cukup di depan rumahnya dengan bantuan alat penganyam yang sederhana mampu mensuplai pesanan hingga Tanah Laut.
“Macam-macam orang pesan, ada yang pesan minta kerapatan 5 cm. Jika kerapatan 5 cm satu rollnya dapat 25 gulung dengan lebar 90 cm x panjang 3 meter,” jelasnya.
Kalau ukuran kerapatan 9 cm, lanjut Suri, bisa dapat 44 gulung, dengan harga jual per gulung Rp 25.000 untuk kerapatan 5 cm, dan harga Rp15.000 untuk kerapatan 9 cm.
“Jika untuk pagar tergantung pesanan orang, dengan kawat nomor 12 diameter 3,4 mm, harga permeternya Rp44.000. ini harga di sini, kalau harga di toko bangunan pasti lain,” tambahnya.
Kawat harmonika biasanya diproduksi dari rangkaian kawat dengan ukuran diameter 1.5 mm sampai 4 mm yang selanjutnya dirangkai atau dianyam hingga terbentuk lubang-luang belah ketupat seperti jaring laba-laba.
“Biasanya kawat harmonika digunakan untuk pagar lapangan, pabrik, halaman, kebun, tapi kalau di Kalimantan Selatan biasnya untuk penguatan cor-coran di lantai yang terbuat dari kayu,” jelasnya.
Suri juga kerap menerima pesanan kawat harmonika untuk pengikat batu bronjong dengan besaran kawat sesuai permintaan.(jb/mn/jk)
Sorot Peristiwa
Kain Sasirangan Terpanjang di Dunia 5,7 Km
— Berhasil dicatatkan Rekor Muri masyarakat Banjar
BANJARBARU – Masyarakat bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) berhasil mencatatkan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) bentangan terpanjang kain khas Banjar sasirangan terpanjang di dunia sepanjang 5,7 kilometer (km). Pencatatan rekor Muri ini menandai dibukanya even Meratus Geopark Great Culture Carnival, di kawasan Perkantoran Gubernur Kalsel di Banjarbaru, 20-21 Agustus 2024.
Bentangan kain Sasirangan yang berhasil dicatatkan sebagai rekor terpanjang di dunia sepanjang 5,7 km dengan formasi Kelayang Dandang. Sebanyak 6.000 orang berasal dari pelajar, mahasiswa dan masyarakat ikut terlibat dalam pencatatan rekor Muri ini.
Pembukaan Meratus Geopark Great Culture Carnival ditandai dengan pawai sasirangan dan persembahan tarian tradisional Sinoman Hadrah dan tarian suku dayak Mandau Telabang. “Ini merupakan bentuk kecintaan kita pada budaya, kekayaan alam geopark serta upaya pelestariannya,” ungkap Ketua Dekranasda Kalsel, Raudhatul Jannah sekaligus membuka secara resmi Meratus Geopark Great Culture Carnival, di depan kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru, Selasa (20/8/2024).
Even yang digelar sebagai bagian memeriahkan Hari Jadi Provinsi Kalsel ke-74 dan Porwanas ke-XIV di Banjarmasin Kalsel ini juga dimeriahkan beragam even dan lomba. Antara lain kirab karnaval, sajian tarian dan kesenian daerah, UMKM Ekspo, dan pameran biodiversity. Juga hiburan artis Ibu Kota Padi Reborn.
Motif batik Sasirangan, merupakan kain khas suku Banjar sebagai salah satu bentuk kekayaan intelektual yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan. Berbeda dengan batik, sasirangan memiliki keunikan tersendiri karena dibuat melalui proses pewarnaan dengan metode jelujur (manyirang) menggunakan tali atau benang.
Sasirangan sudah ada sejak jaman kerajaan sekitar abad ke-7 yang dulu lebih dikenal dengan sebutan kain Lagundi. Kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk pengobatan (batatamba) serta mengusir dan melindungi dari gangguan roh jahat.
Namun, seiring perkembangan jaman kain sasirangan kini menyebar luas menjadi bahan pakaian semua orang, termasuk dipromosikan ke mancanegara dalam bentuk pakaian, kain helai, asesori, serta keperluan sehari-hari. Sasirangan juga memiliki banyak motif dan beberapa yang familiar antara lain sarigading, ombak sinapur karang, kambang kacang, naga balimbur, gigi haruan, jajumputan serta kambang tampuk manggis.
KAIN TURUN TEMURUN
Kain Sasirangan merupakan kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan yang diwariskan secara turun temurun sejak abad XII, saat Lambung Mangkurat menjadi Patih Negara Dipa. Cerita yang berkembang di masyarakat Kalimantan Selatan adalah bahwa kain Sasirangan pertama kali dibuat oleh Patih Lambung Mangkurat setelah bertapa 40 hari 40 malam di atas rakit Balarut Banyu.
Konon menjelang akhir tapanya, rakitnya tiba di daerah Rantau kota Bagantung. Di tempat ini, ia mendengar suara perempuan yang keluar dari segumpal buih. Perempuan itu adalah Putri Junjung Buih, yang kelak menjadi Raja di daerah ini. Sang Putri hanya akan menampakkan wujudnya jika permintaannya dikabulkan, yaitu sebuah istana Batung dan selembar kain yang ditenun dan dicalap (diwarnai) oleh 40 putri dengan motif wadi/padiwaringin. Kedua permintaan itu harus selesai dalam waktu satu hari. Kain yang dicalap itu kemudian dikenal sebagai kain sasirangan yang pertama kali dibuat.
Kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk pengobatan (batatamba), khususnya untuk mengusir roh-roh jahat dan melindungi diri dari gangguan makhluk halus. Agar bisa digunakan sebagai alat pengusir roh jahat atau pelindung badan, kain sasirangan biasanya dibuat berdasarkan pesanan (pamintaan).
Di awal-awal kemunculannya, kain sasirangan mempunyai bentuk dan fungsi yang cukup sederhana, seperti ikat kepala (laung), sabuk dan tapih bumin (kain sarung) untuk lelaki, selendang, kerudung, udat (kemben), dan kekamban (kerudung) untuk perempuan.
Seturut perkembangannya, kain ini juga digunakan sebagai pakaian adat yang dipakai oleh kalangan rakyat biasa ataupun keturunan bangsawan saat mengikuti upacara-upacara adat. Namun perkembangan zaman juga yang mengubah fungsi kain sasirangan dalam masyarakat Kalimantan Selatan. Nilai-nilai sakral yang terkandung di dalamnya seolah-olah ikut memudar tergerus arus globalisasi mode. Globalisasi menjadikan kain ini tidak hanya mengalami proses desakralisasi sehingga kemudian berubah menjadi pakaian sehari-hari, tetapi juga semakin dilupakan.
Padahal bisa dikatakan kalau kain sasirangan merupakan salah satu bentuk perwujudan dari pengetahuan lokal masyarakat Kalimantan Selatan. Dengan mengenal sejarah kain sasirangan, kita bisa mengetahui beraneka macam nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat setempat. Seperti nilai tentang keyakinan, budaya, dan ekonomi.
Seperti kain pada umumnya, kain sasirangan memiliki banyak motif, diantaranya: sarigading, ombak sinapur karang (ombak menerjang batu karang), hiris pudak (irisan daun pudak), bayam raja (daun bayam), kambang kacang (bunga kacang panjang), naga balimbur (ular naga), daun jeruju (daun tanaman jeruju), bintang bahambur (bintang bertaburan di langit), kulat karikit (jamur kecil), gigi haruan (gigi ikan gabus), turun dayang (garis-garis), kangkung kaombakan (daun kangkung), jajumputan (jumputan), kambang tampuk manggis (bunga buah manggis), dara manginang (remaja makan daun sirih), putri manangis (putri menangis), kambang cengkeh (bunga cengkeh), awan beriring (awan sedang diterpa angin), benawati (warna pelangi), bintang bahambur (bintang bertaburan di langit), turun dayang (garis-garis), dan sisik tanggiling.
Kain sasirangan banyak tersedia di berbagai toko oleh-oleh yang ada di Kalimantan Selatan. Harganya ditentukan berdasar jenis kain dan motifnya. Semakin rumit motifnya maka semakin mahal juga harganya.(jb/mn/jk)
Sorot Peristiwa
Tinta Emas Kemerdekaan di IKN
Catatan Rizal Effendi
SEJARAH itu akhirnya tercatat dengan tinta emas. Upacara Peringatan Ke-79 Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia berlangsung lancar dan khidmat di Halaman Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Sabtu (17/8) kemarin.
Upacara dimulai sejak pukul 11.00 Waktu Indonesia Tengah (WIT) dan berakhir pukul 12.00. Mendung yang menggelayut di atas udara IKN justru membuat suasana di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN semakin sejuk.
Jutaan rakyat Indonesia menyaksikan peristiwa ini, yang disiarkan langsung oleh TV nasional. Maklum ini kejadian pertama kali di ibu kota yang baru. Ibu Kota Nusantara. Tak pernah terbayangkan acara ini bisa terlaksana. Luar biasa. Sangat menakjubkan dan juga mengharukan.
Presiden Joko Widodo yang menjadi inspektur upacara tampil dengan mengenakan busana kustin dari Kesultanan Kutai Kartanegara. Dia didampingi Ibu Negara Hj Iriana Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang juga presiden terpilih. Prabowo mengenakan baju beskap hitam dari Jawa Timur.
Tampak juga sejumlah menteri lainnya hadir termasuk Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto bersama tiga kepala staf. Semua bersama istri.
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin didampingi wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka memimpin upacara di Istana Jakarta. Tapi tidak ada pengibaran bendera di sana. Mereka hanya menyaksikan pengibaran bendera yang berlangsung di IKN melalui videotron.
Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang diundang mengikuti upacara di IKN tidak hadir. Mega mengikuti upacara 17-an di Sekolah Partai, Lenteng Agung Jakarta. Sedang SBY menggelar upacara di kampung halamannya, Pacitan, Jawa Timur.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang juga Plt Ketua Otorita IKN pasti diliputi suasana was was. Soalnya dia adalah orang yang paling bertanggungjawab di lokasi IKN. Dia mengenakan pakaian rompi dan kopiah berbalut manik dari Suku Dayak bersama istri.
Para pimpinan lembaga tinggi negara yang hadir di antaranya Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Istri LaNyalla, Enny LaNyalla terpilih sebagai salah satu undangan berbusana Nusantara terbaik dan mendapat hadiah sepeda dari Presiden Jokowi.
Sebelum acara puncak, ada kirab duplikat Bendera Pusaka dan salinan teks proklamasi. Kedua benda bersejarah itu diberangkatkan dari Jakarta pada Sabtu (10/8) lalu melalui arak-arakan yang meriah. Lalu diterbangkan ke Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan.
Upacara Detik-Detik Proklamasi berlangsung tepat pukul 11.00 WIT diawali dengan bunyi sirena dan dentuman meriam 17 kali. Lalu pembacaan Teks Proklamasi oleh Ketua DPR Puan Maharani. Dilanjutkan pembacaan doa oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Seribu warga Kaltim pilihan dari berbagai paguyuban bersama tokoh adat dan tokoh masyarakat lainnya yang mendapat undangan berdebar-debar begitu 76 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) mulai bergerak ke lapangan menjalankan tugasnya. Gagah dan cantik sekali.
Sebanyak 18 di antaranya yang tadinya melepas jilbab dalam acara pengukuhan sudah memakai jilbab kembali. Sayangnya saya tidak sempat bertemu Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi yang menjadi sorotan. Saya malah sempat duduk di samping mantan Gubernur Jabar, Riduan Kamil.
Ada dua siswa Kaltim yang mendapat kehormatan menjadi anggota Paskibraka. Mereka adalah Sunnu Wahyudi, siswa SMK Negeri 2 Sangatta Utara, Kutai Timur dan Livenia Evelyn Kurniawan, siswi SMA Katolik St Fransiskus Assisi Samarinda.
Sesuai harapan kita, Evelyn mendapat kehormatan membawa baki bendera. Dia menjalankan tugasnya dengan sempurna. Senyumnya terus menggelayut. Tepuk tangan membahana ketika Paskibraka meninggalkan lapangan setelah sukses mengibarkan bendera Merah Putih dengan lancar.
Sebagai komandan upacara adalah Kol Inf Nur Wayudi, Komandan Satgultor 81 Kopassus. Sedang bertindak sebagai perwira upacara adalah Brigjen TNI Bayu Permana, Kepala Staf Kodam VI/Mulawarman.
Sebelum meninggalkan tempat upacara, Presiden Jokowi sempat menyaksikan penayangan video “Pengibaran Bendera dari TNI AD, TNI AL dan Polri.” Kemudian dilanjutkan demo udara flypass pesawat tempur TNI AU.
Di tempat yang sama sore hari dilakukan upacara penurunan bendera. Biasanya Wapres yang menjadi Irup. Tapi karena Kiai Ma’ruf Amin berada di Jakarta, maka Presiden Jokowi kembali bertindak sebagai irup penurunan bendera. Dia dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengenakan baju adat Banjar, Kalsel.
Hujan lebat sempat mengguyur IKN seusai acara penaikan bendera. Tapi kemudian reda menjelang sore hari. Sepertinya rekayasa cuaca di sekitar IKN berhasil dilakukan petugas.
CUCU SAYA MAU IKUT
Saya bersyukur bisa hadir di acara sangat khidmat dan dahsyat itu. Undangan saya difasilitasi oleh Deputi Bidang Sosial, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN Alimuddin, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber daya Alam Myrna Asnawati Safitri dan Sekdaprov Sri Wahyuni. Jumat (16/8) pagi staf Kesbangpol Pemkot Balikpapan mengantarkan undangan tersebut ke kediaman saya di Balikpapan Regency.
Undangan itu saya posting di WA keluarga. Cucu saya Jennamira yang tinggal di Sentul Bogor kirim pesan voice. “Kai, Prabowo hadir ngga. Kalau ada Jenna mau ikut,” katanya dengan suara centil. Sejak Pilpres, cucu saya yang masih baru berusia 4,5 tahun itu sangat mengidolakan Prabowo.
Soal undangan ini jadi ramai menyusul pernyataan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Adji Muhammad Arifin mengaku tak mendapat undangan. Meski dia tak mempersoalkan, tapi banyak yang berkomentar. Ada yang bilang aneh. Bajunya dipakai kok Sultannya tidak.
Ada klarifikasi dari Sekretaris Kesbangpol Kukar, Sutrisno kepada Tribun.com. Dia bilang sampai batas waktu ditentukan tak ada nama yang dikirim dari Kesultanan. Sedang Kepala Biro Adpim Setdaprov Kaltim Hj Syarifah Alawiah menjelaskan, undangan sudah diterima oleh pihak keluarga Sultan.
Saya bergabung dengan undangan lainnya di Polresta Samarinda pukul 06.00 pagi, kemudian naik bus menuju IKN di Sepaku, Penajam Paser Utara. Itu bus yang didatangkan dari Solo, Jawa Tengah. Sopirnya Pak Gunawan juga dari Solo. “Saya baru pertama kali ke Kaltim, IKN-nya keren banget,” kata ayah 2 anak ini.
Undangan dari Samarinda lebih pagi lagi berkumpul di halaman Masjid Islamic Center. Mereka diminta datang pukul 04.00 dinihari. “Wah bakalan subuhan di dalam bus,” kata Dr Meiliana, mantan Plt Sekdaprov Kaltim.
Ketika duduk di kursi undangan hanya berjarak 10 meter dari Presiden Jokowi, saya bertemu sejumlah pejabat dan tokoh dari Kaltim. Ada Kajati Kaltim Iman Wijaya bersama istri, Ny Nia Iman. Ketua MUI Kaltim KH Muhammad Rasyid, Ketua PWNU Kaltim Fauzi Bahtar, Rektor Unmul Prof Abdunnur, Rektor Untag Dr Marjoni Rachman, mantan Plt Sedaprov Dr Meiliana, Ketua Kadin Kaltim Dayang Donna Faroek, Ketua Kadin Balikpapan Yaser Arafat dan Ketua HIPMI Balikpapan Adam Dustin Bhakti.
Adam yang juga CEO Lexa Event Organizer (LEO) punya prestasi bagus. Dia salah satu perusahaan EO yang mendapat kepercayaan dalam persiapan penyelenggaraan acara peringatan kemerdekaan di IKN.
Datang ke IKN, saya mengenakan busana taqwo Balikpapan. Busana ini sudah tiga tahun tidak pernah saya pakai. Rasanya terakhir saya pakai pada peringatan HUT Ke-124 Kota Balikpapan, 10 Februari 2021 di tahun terakhir masa jabatan saya sebagai wali kota.
Untuk pertama kali juga saya dan undangan lainnya melintasi jalan tol IKN dari Kariangau. Itu tol segmen 3B KKT Kariangau-Simpang Tempadung sepanjang 7,3 km. Lalu lanjut ke tol segmen 5A Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang sepanjang 6,7 km. Jalan tolnya memang mulus tidak seperti jalan tol Balsam (Balikpapan-Samarinda) yang bergelombang.
Ribuan pohon yang ditanam sepanjang jalan tol belum terlihat rimbun. Sebagian masih setinggi 2 sampai 3 meter. Tapi tanaman kacang babi atau kara benguk sudah menjalar rimbun di atas geomat hijau. Geomat adalah material geosintetik yang bermanfaat untuk konservasi tanah, mengendalikan erosi dan melindungi lereng perbukitan.
Perjalanan melintasi Pulau Balang sangat menarik sekali. Saya jadi teringat Gubernur Awang Faroek, yang ngotot membiayai bentang pendeknya dari APBD Kaltim. Dari Kariangau sampai KIPP ditempuh sekitar satu jam.
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo keluar dari Istana Garuda, tempat kerja presiden, yang depannya berbentuk kepakan burung Garuda karya seniman besar I Nyoman Nuarta. Lalu di depannya pada dataran lahan lebih tinggi adalah Istana Negara, tempat kediaman resmi kepala negara.
Posisi Istana Garuda dan Istana Negara dibuat dengan satu garis lurus dengan Taman Kusuma Bangsa. Di situ terdapat tiang bendera setinggi 79 meter.
Di Taman Kusuma Bangsa berdiri patung Bung Karno dan Bung Hatta dengan sayap burung Garuda setinggi 17 meter. Tepat pukul 00.00, Jumat (16/8) tengah malam Presiden Jokowi memimpin apel kehormatan dan renungan suci.
Tak disangka saya sempat bertemu dengan atlet Indonesia peraih medali emas Olimpiade Paris, Rizki Juniansyah dan Veddriq Leonardo. Mereka didampingi Presiden of NOC Raja Sapta Oktohari dan Ketua Kontingen Indonesia Anindya Bakrie. Saya sempat selfie dengan Veddric. “Makasih bang dukungannya,” kata dia.
Kepada para undangan diberikan sekotak snek makanan dan suvenir. Ada air mineralnya. Saya pikir ini air minum hasil pengolahan IPA Sepaku, yang pertama kali diminum Menteri Basuki. Tapi ternyata bukan. Saya jadi teringat janji 500 liter per detik air Sepaku akan dikirim ke Balikpapan.
Dirgahayu negeriku tercinta. Inilah wajah “Nusantara Baru. Indonesia Maju.” Luar biasa!!!.(*)
*) Rizal Effendi
– Wartawan Senior Kalimantan Timur.
– Wali Kota Balikpapan (2011-2021).
-
POLDA KALTARA5 days ago
Kapolda Kaltara Kunjungi Satkamling Nunukan: Dorong Peran Aktif Warga dengan Bantuan Sepeda Patroli
-
POLDA KALTARA2 weeks ago
Kapolda Kunjungi Satkamling RT 20 dan RT 17 di Desa Malinau Kota, Berikan Apresiasi dan Serap Aspirasi
-
DPRD Kaltara3 days ago
Perbaikan Kerusakan Ruas Jalan Tanjung Palas – Salimbatu Bulungan PR Yang Tak Pernah Tuntas
-
POLDA KALTARA6 days ago
Kapolda Kaltara Serahkan 800 Bibit kepada Kelompok Tani di Long Apung: Dorong Ketahanan Pangan di Perbatasan