Connect with us

Berita Ekonomi

Ini Dia Peluang Investasi Yang Siap Masuk di Kaltara

Published

on

TANJUNG SELOR – Rapat kerjasama ekonomi sub regional Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philipines East Asean Growth Area (BIMP-EAGA) dan Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT), Selasa, 20/4/202, diikuti oleh perwakilan Republik Indonesia, dalam rangka penguatan kerjasama ekonomi sub regional.

Rapat dimulai pagi hari dan berakhir menjelang sore itu, tak disia-siakan oleh perwakilan, Indonesia, termasuk dari Kalimantan Utara (Kaltara}. dipaparkan profil dan peluang investasi – kerjasama yang ada di masing-masing wilayah konsulat jenderal republik Indonesia (KJRI), dimana untuk Provinsi ke 34 di Indonesia itu lebih mudah dan terbilang dekat dengan KJRI di Sabah Malaysia, lantaran posisi Kalimantan Utara bertetangga dekat dengan Negara tersebut.

Acara dipandu langsung oleh Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kemenko Bidang Perekonomian RI, Nety.


dalam presentasi pembuka, indonesia membagi economic corridor kedalam 6 koridor. Sementara untuk BIMPE-AGA dibagi dalam 3 kelompok economic corridor, dimana Kaltara masuk dalam west borneo economic corridor.

Kerjasama koridor ekonomi ini dimaksudkan untuk membangun penguatan kerjasama ekonomi berbasis wilayah, “umumnya wilayah yang saling berdekatan atau yang memiliki kesamaan tertentu,” kata Nety.

Sementara itu, Fitriana, PLT Kabid Perencanaan Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal mengungkapkan, dari hasil rapat koordinasi tadi, dapat tindaklanjut rencana investasi oleh perusahaan dari Malaysia melalui KJRI Kinabalu, Sabah Malaysia Timur.

Dimana sebelimnya. dari Kim Teck Cheong Consolidated Berhad. berencana ingin membangun pabrik Roti di Kaltara Indonesia.

“Ada beberapa informasi yang diminta langsung oleh calon investor antara lain, terkait peraturan penanaman modal asing (PMA), ketersediaan lahan yang lokasinya dekat pusat kegiatan masyarakat dan lembaga yang melakukan riset pasar di Kaltara,” tandasnya.

Kegiatan rapat ini juga dihadiri oleh KJRI Tawau Sabah, KJRI Kinabalu, KJRI kuching, KJRI Kuala Lumpur, KJRI Manila, KJRI Davao, KJRI bandar Sri Begawan dan lainnya. *

Editor : Sahri.

Ekonomi

Tradisi Jual-Beli di Sungai yang Tak Lekang Ditelan Zaman

Published

on

Pasar terapung Banjarmasin Kalimantan Selatan.

Oleh: Surya Aditya (Feature terbaik peserta tim jurnalistik PWI Kaltim di Banjarmasin)

LANGIT masih gelap ketika Jumiah, 46 tahun, menaruh sebuah pot bunga berisi tanaman kecil di ujung sampannya. Ibu empat anak itu kemudian membawa beberapa jeruk nipis berukuran jumbo. Ada pula rempeyek yang telah dikemas ke beberapa plastik. Barang-barang tersebut akan ia jual untuk menyambung hidup keluarganya.

Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis subuh, 18 April 2024. Seperti biasanya, sebelum memulai aktivitas, Jumiah lebih dulu menunaikan salat subuh di kediamannya di Desa Sungai Bakung, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Setelah itu, ia bergegas mengayuh perahu berkelir kuning itu melawan arus Sungai Martapura. Tenaga yang ia keluarkan cukup untuk mengusir dinginnya udara.

Setelah mendayung sejauh 2 kilometer, Jumiah tiba di kawasan Desa Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk. Ia bertemu sejumlah koleganya yang juga membawa dagangan pakai sampan. Mereka hendak melangsungkan jual-beli di kapal. Makin mendekati terbitnya matahari, para pedagang seperti Jumiah makin ramai berdatangan.

Barang-barang yang mereka jual beragam. Mulai dari buah-buahan, sayur-sayuran, kudapan, minuman, hingga cendera mata seperti kopiah, dompet dan tas manik-manik, serta pakaian. Keberadaan para pedagang di sungai membuat kawasan tersebut dijuluki Pasar Terapung.

Matahari baru saja muncul di timur Desa Baintan saat beberapa kapal yang membawa rombongan wisatawan tiba di Pasar Terapung. Jumiah dan para pedagang lainnya segera merapatkan sampan mereka ke kapal-kapal tersebut. Mereka menawarkan dagangan. Untuk memikat hati para calon pembeli, sejumlah pedagang, termasuk Jumiah, acap berpantun. “Sudah 20 tahun saya berjualan di sini,” kata Acil Miah, panggilan Jumiah, kepada penulis.

Perempuan berkerudung itu tahu bahwa ada cara yang lebih praktis menjual dagangan yaitu melalui daring. Banyak pedagang kini mengandalkan media sosial untuk memasarkan produk mereka. Cara ini diyakini lebih instan dan efisien. Akan tetapi, Acil Miah yakin, berusaha di Pasar Terapung lebih menjanjikan ketimbang di dunia maya.

Aktivitas Pasar Terapung hari ini disebut sudah jauh berbeda dengan saat Acil Miah masih kecil. Dulu, cerita dia, pengunjung pasar tersebut hanya warga lokal. Kini, para pengunjung makin banyak dan bervariasi. Selain warga lokal, ada pula wisatawan dari luar daerah hingga mancanegara.

“Dari berjualan di sini saja, alhamdulillah, anak saya yang pertama sudah bisa lulus kuliah,” ucapnya sembari tersenyum.
Pemerintah dan swasta disebut punya andil besar dalam menghidupkan Pasar Terapung. Acil Miah mengatakan, pemerintah dan swasta seakan berlomba mempromosikan pasar tersebut. Mereka juga memfasilitasi pengunjung ke Pasar Terapung. Pemerintah bahkan turut memperbarui sampan-sampan milik pedagang. Melihat hal itu, Acil Miah optimistis, Pasar Terapung tak akan mati ditelan zaman yang makin modern.

Pasar Terapung adalah salah satu pasar tradisional di Kalsel. Pasar ini diperkirakan muncul secara alami sejak abad ke-14. Kehadiran Pasar Terapung tak lepas dari banyak sungai di Kalsel. Waktu itu, hampir semua aktivitas masyarakat seperti membawa hasil bumi dilakukan di sungai. Aktivitas Pasar Terapung makin menggeliat setelah Kerajaan Banjar yang dipimpin Pangeran Samudera didirikan pada 1595 (Sejarah Pasar Terapung di Kalimantan Selatan).

Ekonom Maisyarah Rahmi Hasan menyatakan, kemajuan teknologi memang memengaruhi aktivitas manusia, termasuk aktivitas ekonomi. Tidak sedikit usaha masyarakat kini dilakukan via daring. Hal ini tak lepas dari efektivitas dan efisiensi yang ditawarkan. Berusaha lewat dunia maya, kata Maisyarah, lebih murah, mudah, dan minim gangguan.

Walau demikian, ia yakin, pasar tradisional tak akan mati. Pasalnya, secara sosiologi, manusia butuh berinteraksi kepada sesamanya. Lagi pula, tidak semua komoditas tersedia di pasar daring. Beberapa komoditas yang hanya tersedia di pasar tradisional adalah bahan-bahan mentah seperti ikan, daging, tepung, dan garam.
“Lihat saja saat Ramadan, pasar-pasar tetap ramai, ‘kan,” kata akademikus Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris, Samarinda, itu.

Kemajuan teknologi itu, menurutnya, hanyalah alat bantu buat pedagang agar makin berkembang. Apabila para pedagang menyelaraskan diri dengan perkembangan zaman, akan sangat mungkin perekonomian mereka makin bertumbuh. Toh, ujar Maisyarah, tak ada yang salah jika pedagang membuka usaha di pasar luring dan daring.(*)

Continue Reading

Ekonomi

Sosialisasi Diseminasi Kebijakan Kemitraan Usaha Nasional Bersama Dedy Sitorus

Published

on

Ir Dedy Yevri Hanteru Sitorus MA anggota Komisi VI DPR RI Dapil Kalimantan Utara.

– Bersama Anna Nurbaeni Direktur pemberdayaan usaha Kementerian investasi badan koordinasi penanaman modal Republik Indonesia, dengan Nara sumber Rahman Putrayani SS MM dari DPMPTSP Kaltara.

TANJUNG SELOR – Sosialisasi Direktur pemberdayaan usaha Kementerian investasi badan koordinasi penanaman modal Republik Indonesia kebijakan kemitraan usaha nasional dalam rangka penanaman modal tahun anggaran 2023. Kerja sama Antara Kementerian investasi BKPM dengan komisi 6 DPR RI, dilaksanakan secara virtual dan diikuti oleh 60 an orang peserta anggota KADIN dan HIPMI Kabupaten Bulungan, dengan narasumber Rahman Putrayani SS MM, penatakelola penanaman modal ahlimuda dinas PTMPTSP Provinsi Kalimantan Utara.

Peserta zoom meeting lokasi Hotel Luminor Tanjung Selor Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara.

Serta Direktur Pemberdayaan Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi.

Mengawali sambutan nya, Ir Dedy Yevri Hanteru Sitorus MA anggota Komisi VI DPR RI atau yang trend di Kalimantan Utara dikenal dengan sebutan bang Dedi Sitorus (DS) mengatakan, banyak hal yang sudah disampaikan oleh ibu Anna Nurbani, Direktur pemberdayaan usaha Kementerian investasi badan koordinasi penanaman modal Republik Indonesia.

“Saya berharap bahwa diskusi siang hari ini memberikan banyak masukan untuk kita. Semua para pelaku, anggota asosiasi maupun masyarakat yang hadir dalam kesempatan ini, ” ujarnya.

Dedi Sitorus Sapan akrabnya juga telah berulang ulang menyampaikan bahwa Kalimantan Utara sekarang adalah daerah paling strategis di Indonesia dalam segi penanaman modal. Karena Kaltara punya proyek strategis nasional yaitu kawasan Industri Hijau terbesar di dunia yang sudah di groundbreaking oleh Presiden di Tanah Kuning, Mangkupadi, Kabupaten Bulungan beberapa waktu lalu.

Juga ada dua PLTA besar di Mentarang dan PLTA Kayan di kecamatan Peso akan menghasilkan listrik yang luar biasa besar, setidaknya 10.000 mega watt akan hadir di sana.

Untuk menyuplay berbagai kebutuhan listrik untuk industri rumah tangga maupun untuk kepentingan kepentingan yang terkait dengan peningkatan hidup serta kualitas hidup masyarakat di Kalimantan utara.

Menurutnya, bahwa sekarang Kementerian Investasi pemerintah RI ingin agar investasi yang hadir itu benar benar memberi manfaat langsung, memberikan peluang bagi kerja sama dan kolaborasi dengan para pelaku usaha setempat. Di mana mereka menanamkan modalnya. “Ini adalah peluang yang sangat besar bagi kita. Bayangkan dari mulai pematangan lahan saja sekarang banyak kawan kawan kita yang sudah ikut terlibat dalam pengembangan daerah itu, ” kata Dedy Sitorus.

Nanti akan ada proses pembangunan industri, pabrik-pabrik dan sebagainya. Lalu tentu ketika dia beroperasi juga akan membuka banyak sekali kesempatan lapangan kerja dan peluang peluang bisnis.

Bayangkan saja kebutuhan-kebutuhan yang tercipta karena kegiatan pembangunan itu. Dari hal hal yang sederhana baik itu produk maupun jasa.

Dalam hal produk tentu dengan hadirnya ribuan, bahkan mungkin puluhan ribu hingga ratusan ribu tenaga kerja nanti pada akhirnya. Tentu membutuhkan banyak sekali produk terkait makanan, minuman maupun snack atau yang lain. Untuk jasa juga tentu restoran, penginapan, bahkan mungkin kos-kosan, bahkan mungkin hotel.

Bahkan jasa laundry misalnya dari usaha yang kecil itu semua terbuka sangat luas bagi kita. Dan kalau itu tidak kita manfaatkan maka kita kehilangan satu satunya peluang untuk meningkatkan kesejahteraan, meningkatkan gerak ekonomi kita yang berdampak pada kita semua.

Jangan sampai nanti ketika semuanya sudah berjalan, kita hanya menjadi penonton yang hanya bisa menyaksikan bagaimana kue ekonomi, bagaimana peluang usaha itu. Dan semua dinikmati oleh bukan orang Kaltara. Tetapi pada ketika itu terjadi, kita tidak bisa hanya mengomel atau memprotes. Karena apa, kita sendiri yang tidak mempersiapkan diri.

Oleh karena itu, tentu di sini ada dinas penanaman modal dan pelayan terpadu satu pintu, “Saya mohon pak Rahman supaya mengidentifikasi jenis jenis investasi, jenis-jenis kegiatan usaha yang kemudian akan didatangi oleh para investor untuk bisa berkolaborasi dengan para pelaku ekonomi pelaku usaha. Pelaku jasa di Kalimantan utara. Untuk bisa berpartisipasi, ” tutup Dedy Sitorus.

Di ketahui, acara zoom dengan tema Kegiatan Sosialisasi Diseminasi Kebijakan Kemitraan Usaha Nasional Dalam Rangka Penanaman Modal Tahun Anggaran 2023, dengan jumlah peserta 60 Orang dari anggota Kadin dan Hipmi kabupaten Bulungan Bulungan, digelar di Hotel Luminor, Rabu 20/9/2023 kemarin.

Narasumber Penatakelola Penanaman Modal Ahli Muda Dinas DPMPTSP Prov Kaltara Rahman Putrayani, S.S., M.M

Direktur Pemberdayaan UsahabKedeputian Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal,
Kementerian Investasi, Anna Nurbani
melalui Zoom. * jk.

Continue Reading

Ekonomi

Ayo, Budayakan Berbelanja Diwarung Kecil dan Pasar Tradisional

Published

on

Abdulrahman Aco SE.

– Untuk mendongkrak sektor UMKM disetiap sudut kota yang dikelola oleh warga tempatan.

TANJUNG SELOR – Partai Buruh provinsi Kalimantan Utara menyerukan Kepada seluruh kelas pekerja atau Buruh untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di kios-kios kecil dan berbelanja di pasar tradisional, dengan tujuan agar dapat mendongkrak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Tampaknya seruan ini sederhana memang, namun ia diyakini akan mampu menghidupi para pelaku usaha rumah tangga, maupun warung-warung kecil yang menjual sembilan bahan pokok (Sembako) yang memang banyak tersebar disudut-sudut pemukiman warga.

Terkait hal itu, kepada media ini, Sekretaris Partai Buruh Provinsi Kalimantan Utara, Abdulrahman Aco SE, Selasa 19/9/2023 mengatakan, dengan berbelanja dikios kecil, secara langsung kita sudah ikut berpartisipasi mendongkrak ekonomi masyarakat menengah kebawah secara luas.

“Bayangkan kalau setiap orang berbelanja dikios kecil atau pasar tradisional, maka secara otomatis perputaran uang juga akan bergerak di sana serta pergerakan nya tersebar secara merata, ” ujarnya.

Menurutnya, kios-kios atau warung kecil juga banyak menyediakan kebutuhan se hari-hari, mulai dari minyak goreng, beras, ikan asin, sabun dan lain sebagai nya, jadi tak ada alasan berbelanja itu harus ke pusat perbelanjaan yang besar.

Walaupun memang diakui ada selisih harga setiap barang dengan pusat perbelanjaan besar, namun tidak seberapa. Paling-paling perbedaan harga dimaksud selisih sedikit saja, jadi apa salah nya mulai sekarang kita berbelanja memilih ke kios atau warung sembako yang dikelola oleh masyarakat kebanyakan.

“Mari kita robah pola berbelanja dengan memprioritaskan membeli kebutuhan diwarung atau pasar tradisional yang ada disetiap wilayah kecamatan dan desa, ” ajak Abdulrahman Aco. * jk.

 

Continue Reading

Trending