Connect with us

Bulungan

Motif Batik Bultiya Cikal Bakal Produksi Batik di Kaltara

Published

on

Hj Ainun Faridah memperkenalkan motif batik padaw tuju dukung.

TANJUNG SELOR – Motif Batik Bulungan Tidung Dayak (Bultiya), kemunculan nya pertama kali pada tahun 2011 silam, cukup dikenal dan terkenal pada masanya, bahkan menjadi busana wajib saat perhelatan hari jadi Kabupaten Bulungan dan Kota Tanjung Selor yang disebut Birau, waktu itu mulai dari pejabat daerah (Forkompinda) hingga rakyat jelata menggunakan batik motif itu.

Artinya, sebelum terbentuknya Provinsi Kalimantan Utara, batik Bultiya sudah banyak dikenakan oleh warga Tanjug Selor dan sekitarnya, bahkan pada setiap hari kamis dimasa Bulungan dipimpin oleh Bupati Drs H Budiman Arifin M Si, setiap kamis batik Bultiya wajib dipakai oleh seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkungan Pemkab.

Para pekerja yang sedang membatik di sanggar batik milik Hj Ainun Faridah di Tanjung Selor, Bulungan, Kaltara.

Ditemui disanggar batiknya, Hj Ainun Faridah, Senin 4/10/2021, sedikit bernostalgia awal ide menciptakan motif batik Bultiya itu, menurutnya kala itu awal tahun 2011 Bupati Bulungan, meminta dirinya mendesain motif batik khas daerah. “Saya masih ingat pak Budiman Arifin meminta saya membuat motif batik yang mewakili tiga suku besar di Kabupaten Bulungan  yaitu Suku Bulungan, Tidung dan Dayak, “ ujar Hj Ainun.

Yang akan dikenakan pada saat HUT Kabupaten Bulungan dan Hari Jadi Kota Tanjung Selor tahun 2012, dimana pada pagelaran tari gerak sama dan tari jepen yang diikuti oleh Bupati dan wakil Bupati bersama unsur Forkompinda, akhirnya dilapangan Aghatis Tanjung Selor tempat acara digelar dipenuhi oleh corak batik Bultiya yang dikenakan oleh setiap orang.

“Begitu ada instruksi dari pak Bupati saya langsung mengumpulkan ukiran khas Bulungan untuk motif batik nya, serta meminta contoh ukiran khas suku Tidung kepada bapak H M Yunus Idris dan motif ukiran Dayak kepada bapak Henoch Merang, maka jadilah batik Bultiya hingga sekarang, “ kenang Hj AInun.

Walaupun jatuh bangun untuk mempertahan kan produksi batik lokal Bultiya, Hj Ainun Farida mengaku tetap konsen bertahan untuk mempertahankan identitas daerah.

“Alhamdulillah saat ini batik local yang diusahakan sudah booming, lantaran hampir seluruh isntansi pemerintah yang ada di Bulungan khususnya dan Ibukota Kaltara sudah banyak yang memesan batik produksi kami, “ kata Ainun.

Mulai dari instansi Polda, Korem Maharajalila, Brigif 24/Bulungan Cakti, Kejaksaan pernah memesan batik produksi sanggar batik Hj AInun Faridah ini. “Keberadaan produksi kami juga sudah mulai dikenal luas, karena setiap orang yang datang ke Tanjung Selor kerap membeli sebagai oleh-oleh atau cendramata, “ ujarnya.

Menurutnya sebagai pengrajin tidak saja hanya bisa memproduksi, melainkan lebih dari upaya untuk mempertahankan identitas kearifan local.  Artinya bila kita menyebut batik Bultiya  berarti kita sudah memperkenalkan bahwa di Bulungan ada tiga suku besar yang memiliki rasa seni budaya yang tinggi lewat ukiran khas nya yang dituangkan melalui motif batik tersebut.

“Harapan saya kita lah yang pertama kali wajib menghargai karya anak daerah ini, demikian pula bila kita menyebut batik Kaltara berarti ada 5 Kabupaten Kota, semua daerah ada pengrajin nya, ada batik Bulungam, Malinau, Tarakan, Tana Tidung dan Nunukan, “ tambah Hj AInun Faridah.

Ia juga mengaku sangat bergembira dengan dukungan Gubernur Kaltara Drs H Zainal Arifin Paliwang SH M Hum, yang mensuport prodak yang bernuansa kearifan local. Dimana pada hari-hari tertentu seluruh ASN wajib mengenakan Batik dan aksesoris khas daerah yang ada di lima kabupaten kota di Kalimantan Utara.

Apakah ada wacana agar batik Bultiya masuk kesekolah-sekolah dan dikenakan oleh para siswa di Kabupaten Bulungan?, ia menjelaskan hal itu sudah pernah diupayakan namun belum ada sambutan dari para pemangku kepentingan. “Kalau memang ada permintaan tentu sebagai pengrajin bisa disiapkan untuk para siswa nya, “ kata dia.

Beruntung dengan adanya workshop batik Hj Ainun Faridah saat ini, sudah bisa menjadi tempat siswa SMK melakukan praktek kerja. Artinya keberadaan produksi batik Bultiya ini sudah bisa membagikan ilmu kepada para siswa sekolah sebagai generasi penerus bangsa.

Menjawab pertanyaan apakah ada bantuan dari pihak pemerintah, Hj Ainun mengaku sejak sanggar batik didirikan  mulai dari pesanan melalui sms, wa, masangger sampai bertemu langsung, hingga memiliki sanggar batik  atau rumah batik ia tetap bertahan lintang pukang mencari dana sendiri agar prodak nya bisa bertahan.

“Untuk batik Bultiya mulai dari motif gabungan hingga masing-masing motif, mulai dari ukiran Bulungan, Tidung hingga Dayak, “ ujarnya.

Saat ini lanjutnya, pihaknya juga tengah membuat motif padaw tuju dulung (Tidung, red) dan Biduk Bebandung (Bulungan, red).

“Saya mohon doa restu dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat agar batik motif khas daerah ini bisa menjadi tuan rumah ditempatnya sendiri, “ tutup Hj Ainun Faridah, *

Reporter : Sahri.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

PEMKAB BULUNGAN

Bupati Tutup Festival Sungai Kayan 2025

Published

on

Penutupan pestival sungai Kayan.q

— Dorong Pelestarian Tradisi dan Perputaran Ekonomi Lokal Ratusan Juta

TANJUNG SELOR -:Rangkaian perhelatan akbar Festival Sungai Kayan tahun 2025 yang telah berlangsung selama tiga hari berturut-turut, sejak 6 Oktober, resmi ditutup pada hari Rabu (8/10/2025). Penutupan dilakukan langsung oleh Bupati Bulungan Syarwani, S.Pd., M.Si, didampingi Wakil Bupati Kilat, A.Md, dan Sekretaris Daerah Ir. H. Risdianto, S.Pi., M.Si.
Acara penutupan yang meriah diwarnai oleh tontonan seru partai final lomba dayung tradisional di Sungai Kayan, yang menampilkan kelas putra dan putri 50 orang.

Dalam sambutannya, Bupati Syarwani menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk 74 kepala desa, 7 kelurahan, 10 kecamatan, dan para camat, atas dukungan penuh mereka dalam menyukseskan festival ini. Ia juga secara khusus berterima kasih kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Bulungan yang telah menonton dan menyaksikan langsung Festival Sungai Kayan.

“Sejak hari pertama, kita bisa bersama-sama menjaga situasi damai, aman, dan kita bisa sampai pada hari Rabu ini menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan Festival Sungai Kayan,” ujar Bupati Syarwani.

Bupati Syarwani menegaskan komitmennya menjadikan Festival Sungai Kayan sebagai agenda rutin pemerintah daerah setiap tahun. Ia berharap acara ini akan tetap diselenggarakan pada momentum Hari Jadi Bulungan di tahun 2026 mendatang.

“Ini menjadi upaya kita menjaga tradisi Sungai Kayan kita, tradisi masyarakat kita yang ada di Kabupaten Bulungan, dan sekaligus upaya kita mencintai dan melestarikan Sungai Kayan yang menjadi kebanggaan kita semuanya,” tambah Syarwani.

Festival ini tidak hanya sukses dari sisi budaya dan olahraga, tetapi juga memberikan dampak positif signifikan bagi perekonomian lokal. Bupati Bulungan menyebutkan, selama pelaksanaan kegiatan, terjadi perputaran uang kurang lebih 500 juta rupiah, khususnya bagi para pengusaha UMKM. Angka ini menunjukkan dampak ekonomi yang baik dan positif bagi para pelaku usaha kecil dan menengah di Kabupaten Bulungan. (dkisp).

Continue Reading

Bulungan

Terima Kasih Bupati Syarwani, Jalan Tanjung Palas Salimbatu Semakin Mulus Viral di Tiktok

Published

on

Postingan tiktok jurnal kaltara.

– Sudah ditonton oleh 20.800 Pemirsa, kedepan netizen berharap Syarwani menjadi KU 1

TANJUNG SELOR – Postingan dengan judul “terima kasih Bupati Syarwani, jalan Tanjung Palas – Salimbatu semakin mulus” viral di media sosial tiktok. Sejak diunggah kemarin sampai saat ini sudah di di tonton sebanyak 20.800 pemirsa, 56 komentar dan 905 suka.

“Pak Syarwani hebat semoga nanti jadi Gubernur, ” tulis salah satu netizen di komentar nya.

Sementara itu, ada juga yang berkomentar, keren Bupati Bulungan semoga jadi KU 1.

Dengan kian mulisnya jalan Tanjung Palas – Salimbatu, netizen dari beberapa kecamatan juga berharap jalan didaerah mereka mendapat perhatian Pemkab Bulungan. Seperti jalan di kecamatan Bunyu, termasuk jalan menuju kecamatan Tanjung Palas Timur serta dari Tanjung Selor menuju kecamatan Tanjung Palas Barat.

“Jalan dari SP 6 menuju Sikva Rahayu di kecamatan Tanjung Palas Utara hanya 11 KM kenapa belum kunjung selesai, ” kata salah satu netizen lagi.

Hasil pantauan media ini, jalan Tanjung Palas – Salimbatu dibangun pertama dimasa Bupati Bulungan dijabat oleh H Anang Dachlan Djauhari. Berlanjut ke H Budiman Arifin, almarhum H Sujati.

Baru sejak Syarwani S Pd M Si menjabat perlahan tapi pasti jalan tersebut dibangun secara bertahap, diperkirakan tahun depan baik ruas jalan yang tersisa maupun jembatan permanen akan segera terbangun dengan baik. * jk.

 

Continue Reading

PEMKAB BULUNGAN

Penanaman Nilai-NIlai Anti Korupsi pada Pemerintahan Desa

Published

on

Penanaman Nilai-NIlai Anti Korupsi pada Pemerintahan Desa.

TANJUNG SELOR – Pemkab melalui Inspektorat Bulungan melaksanakan sosialisasi pengawasan pengelolaan keuangan desa dan nilai-nilai anti korupsi yang diikuti segenap aparat desa serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Ruang Tenguyun Lantai II Kantor Bupati pada Selasa (16/9). Asisten Administrasi Umum, Adi Irwansyah MS, SH, M.Si membuka kegiatan secara resmi dan berharap seluruh aparat desa dan BPD dapat menjalankan amanah pembangunan dengan penuh tanggung jawab.

Dijelaskan, kegiatan bertujuan agar para kepala desa, perangkat desa maupun anggota BPD dapat lebih memahami aturan dan mekanisme pengelolaan keuangan desa. Lalu membangun komitmen berrsama untuk menolak segala bentuk penyalahgunaan wewenang, praktik korupsi maupun tindakan yang merugikan masyarakat. Serta mewujudkan tata kelola pemerintahan desa yang bersih, transparan dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.

Diingatkan, pemerintah pusat maupun daerah telah memberikan perhatian besar kepada desa antara lain melalui Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) yang jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya. Dana tersebut dimaksudkan untuk memajukan desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan antar wilayah. Dikutip dari djpk.kemenkui.go.id, 74 desa di Bulungan memperoleh DD total sebesar Rp71,9 miliar di tahun 2025, di mana 26 desa mendapatkan alokasi dana mencapai lebih dari Rp1 miliar. (dkisp)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 JurnalKaltara.com, Web Design by Ciptamedia Kreasi